PPMN Adakan Jurnalisme Warga, Bahas Suara Kelompok Rentan dalam Isu Transisi Energi
Kegiatan jurnalisme warga yang diadakan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN). -salsabila/disway-
BACA JUGA:Kejati Kaltim Sita Uang Tunai Rp 2,5 Miliar Kasus Korupsi Perusda BKS
Ia menyebut, Indonesia bersama dengan Afrika Selatan dan Vietnam menjadi negara model untuk proses transisi energi. Seharusnya, ujar Yus, pemerintah harua memastikan keadilan sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari proses tersebut.
Mareta Sari, Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur (Jatam Kaltim) mengungkapkan, transisi energi seperti proyek pembangunan lainnya selalu berpotensi menyebabkan penyingkiran dan dampak buruk bagi masyarakat, terutama masyarakat lokal.
Namun, dirinya mengakui bahwa sejauh ini diskursus transisi energi lebih bersifat elit dan industrial.
"Yang dikampanyekan sebagai transisi energi misalnya pemakaian mobil listrik. Masyarakat kemudian justru menjadi fomo, ingin menjadi pemakai yang pertama tanpa mempertimbangkan kalau sumber listriknya masih berbahan bakar fosil," ucap Mareta Sari selaku pemateri di pelatihan tersebut.
Saat memaparkan materi bertema "Membongkar Kejahatan Ekstraktivisme bernama Transisi Energi". Perempuan yang akrab disapa Eta itu, kerap kali menyampaikan bahwa transisi energi hanya jebakan.
"Ini hanya jebakan, karena kata transisi energi cukup banyak di perbincangkan dan pelaku usaha didalamnya juga yang terlibat dalam pembongkaran ruang hidup," imbuhnya.
Eta menekankan, transisi energi yang berkelanjutan mestinya melibatkan masyarakat secara penuh. Sementara saat ini katanya, yang berpindah hanya ekstraksi saja yang berubah. Tapi, tetap saja dalam kebijakannya masyarakat tidak pernah dilibatkan.
BACA JUGA:Abdul Giaz Menilai Kejadian Jembatan Mahakam yang Ditabrak Bukti Lemahnya Kontrol Pengawasan KSOP
BACA JUGA:Rekayasa Lalu Lintas Sebabkan Kemacetan Hingga 1 Jam, Jembatan Mahakam I Terpaksa Dibuka Kembali
“Nah masih banyak pertanyaan masyarakat banyak tentang transisi energi belum terjawab," singkat Eta.
Pada titik ini, PPMN melihat peran media menjadi krusial untuk menyuarakan narasi mengenai transisi energi yang berkeadilan.
Sementara, Abdurrahman Amin selaku Ketua PWI Kaltim menegaskan, bahwasamya masyarakat tidak bisa bersandar sepenuhnya pada media masa.
"Media komunitas warga atau jurnalisme warga juga perlu didukung untuk menyuarakan suara kaum rentan, isu yang sering diabaikan oleh media arus utama," tekan Rahman selaku pemateri terakhir pelatihan KJW Kaltim.
Ia pun menjelaskan peran dan fungsi media di antaranya, sebagai pemberi informasi, membuka pengetahuan, memperjuangkan kepentingan publik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

