Bankaltimtara

Jelang Pembukaan Pasar Pagi, Pengawasan Lapak Lebih Ketat Kini Menggunakan Aplikasi

Jelang Pembukaan Pasar Pagi, Pengawasan Lapak Lebih Ketat Kini Menggunakan Aplikasi

Pendaftaran Pedagang melalui sistem aplikasi pasar pagi yang digelar di Folder air Hitam.-istimewa-

Aplikasi tersebut dilengkapi fitur QR ID pedagang yang memuat informasi lengkap seperti nama pedagang, nomor dan luas kios, hingga jenis dagangan.

BACA JUGA:Stok Beras Samarinda Jelang Nataru dan Lebaran Dipastikan Aman, Harga Masih Stabil

Langkah ini dilakukan untuk menutup celah praktik tidak sehat seperti pengalihan sewa, jual beli lapak, hingga manipulasi data.

Dalam aplikasi, pedagang wajib menyetujui perjanjian sewa pakai yang berisi larangan memperjualbelikan, mengalihkan, mewakilkan, atau menyewakan lapaknya kepada pihak lain.

Masa sewa berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan evaluasi.

“Tidak ada perpanjangan otomatis. Kami akan cek apakah pedagang memakai lapaknya secara langsung, memenuhi kewajiban pembayaran retribusi, serta mematuhi SOP pengelolaan Pasar Pagi,” jelas Andi Harun.

Selain itu, seluruh pembayaran retribusi dilakukan secara nontunai demi mencegah praktik transaksi gelap.

BACA JUGA:Pemkot Samarinda Bakal Siapkan SOP untuk Pelaksanaan Pidana Kerja Sosial

Melalui sistem digital, data pedagang dapat dipantau secara real time, dan informasi lapak kosong akan terbuka untuk publik.

“Secara konvensional sangat terbuka peluang terjadinya praktik curang. Dengan digitalisasi, proses menjadi lebih transparan dan dapat dimonitor lebih akurat,” ujarnya.

Pemkot memastikan bahwa pada tahap pertama, pedagang eksisting yang sebelumnya direlokasi akan menjadi kelompok pertama yang mengisi kios melalui aplikasi.

Tahap-tahap berikutnya akan diikuti oleh proses verifikasi dan penyaringan terhadap pedagang lain yang ingin mendaftar.

Seluruh perjanjian dilakukan secara individu agar tata kelola lebih tertib dan terstruktur.

BACA JUGA: Warga Sungai Dama Mengadu, DPRD Samarinda Siapkan Mediasi Terkait Kerusakan Rumah Akibat Proyek Terowongan

Meski belum dapat mengukur efektivitasnya secara penuh, Pemkot Samarinda optimistis digitalisasi mampu memperbaiki sistem yang selama ini rentan terhadap penyimpangan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: