Tenaga Kesehatan di Kaltim Belum Merata, Pemprov Akan Tingkatkan Jumlah Dokter Spesialis
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kalimantan Timur, Deni Sutrisno saat diwawancarai.-salsabila/disway-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM –Pemprov Kaltim berupaya melakukan pemerataan kebutuhan layanan kesehatan di Benua Etam. Salah satunya meningkatkan jumlah dokter spesialis berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal tersebut disampaikan Deni Sutrisno, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltim.
Ia mengungkapkan, Pemprov akan melakukan pengadaan dokter spesialis, khususnya melalui jalur penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS).
"Setiap penyusunan formasinya kami selalu melibatkan instansi terkait. Seperti Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), guna mengidentifikasi kebutuhan riil dokter spesialis," ucap Deni Sutrisno, pada Kamis (6/3/2025).
BACA JUGA:Pemkot Samarinda Potong Anggaran Hingga Rp 75 Miliar Akibat Efisiensi
Kendati demikian, adanya permasalahan dalam menarik minat dokter spesialis untuk mengabdi di daerah ini.
Tak sedikit juga mereka yang sudah bertugas, kemudian mengajukan pemindahan tugas di luar daerah.
"Ketersediaan dan minat pendaftar seringkali tidak sebanding dengan kebutuhan yang ada. Misalnya pada 2024, Pemprov Kaltim membuka peluang untuk 49 dokter spesialis, tetapi hanya 15 formasi yang terisi," ungkapnya.
Pihaknya pun tengah melakukan pengkajian, mengenai faktor-faktor yang mengakibatkan dokter spesialis kurang betah atau kurang termotivasi untuk bertahan di Kaltim.
"Kami sedang mengkaji berbagai faktor, termasuk kemungkinan terkait dengan tunjangan. Kami ingin memastikan bahwa tunjangan yang diberikan sudah kompetitif dan sesuai dengan beban kerja serta kondisi wilayah," ujar Deni.
BACA JUGA:Polemik 84 Pekerja Teras Samarinda yang Belum Dibayar, Komisi III DPRD Upayakan Pemanggilan Lagi
BACA JUGA:Pelaku Curanmor di Samarinda Ditangkap Berkat Rekaman CCTV, Motor Sudah Dipreteli
Peningkatan jumlah dokter spesialis menjadi prioritas pemerintah, lantaran distribusi tenaga kesehatan masih belum merata di Kaltim.
"Banyak daerah, terutama di wilayah pedalaman dan perbatasan yang masih kekurangan dokter spesialis. Akibatnya, masyarakat harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai," jelas Deni.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

