Menimbang Kebijakan Pemerintah terhadap Harga BBM

OLEH: MICHAEL ANGGI Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi konvensional yang saat ini digunakan oleh sebagian besar umat manusia. Karena itu, baik dari segi jumlah maupun harga minyak bumi dapat mempengaruhi kondisi ekonomi, politik, dan sosial. Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, harga minyak mentah turun ke titik terendah di sekitar USD 20 - USD 30 per barel setelah 18 tahun terakhir. Awalnya kondisi ini diakibatkan persaingan harga dan jumlah produksi minyak mentah antara Arab Saudi (OPEC) dengan Rusia. Namun penyebab utama harga minyak mentah dunia (WTI/Brent) turun sangat tajam adalah konsumsi bahan bakar dunia yang berkurang akibat sejumlah negara menerapkan kebijakan lockdown, dengan maksud mengurangi penyebaran COVID-19. Sehingga aktivitas masyarakat di berbagai negara juga berkurang. Hampir semua negara produsen minyak merasakan dampak penurunan harga minyak mentah (crude oil) ini. Seperti Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi. Dua negara ini harus menurunkan jumlah produksi. Begitu juga United Kingdom (UK) dan Brasil. Mereka harus menurunkan operating cost untuk mendapatkan margin dari harga minyak mentah yang rendah. Indonesia dapat dikatakan sebagai negara produsen. Walaupun jumlah impor minyak bumi, baik yang masih mentah atau sudah diolah, lebih besar daripada jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) masyarakat Indonesia yang mencapai sekira 1,5 juta barel per hari. Sebagai negara produsen minyak dan gas (migas) yang juga terkena dampak permasalahan ini, belum ada satu pun kebijakan yang dikelaurkan oleh pemerintah Indonesia. Bahkan beberapa perusahaan di sektor hulu migas sudah lebih dulu melakukan replanning. Untuk setiap kegiatan produksi. Sebagai langkah awal menghadapi situasi ini. Saat ini pemerintah masih fokus mengurangi penyebaran COVID-19. Sejumlah kebijakan dikeluarkan. Salah satunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Kebijakan ini secara tidak langsung telah mengurangi jumlah konsumsi BBM masyarakat. Sehingga memberikan keuntungan kepada negara. Di antara keuntunganya adalah jumlah impor minyak yang turun dari 1 juta barel per hari menjadi 700 ribu barel per hari. Karena itu, Indonesia menghemat anggaran untuk impor minyak dari 60 juta USD per hari menjadi 14 juta USD per hari. Sektor hilir migas merupakan sektor yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari penurunan harga minyak mentah dunia. Pemerintah seharusnya menyiapkan kebijakan untuk setiap kegiatan di sektor hilir ini. Seperti menurunkan harga BBM. Penurunan harga BBM sangat menguntungkan bagi masyarakat. Terutama bagi mereka yang bekerja di bidang transportasi umum. Berbeda dengan hilir, sektor hulu tidak mendapat keuntungan dari kondisi ini. Bahkan dapat mengakibatkan kerugian bagi negara. Begitu juga bagi pekerja di sektor ini. Mereka akan lebih dulu merasakan dampak dari berbagai kebijakan di beberapa perusahaan. Dengan semangat hari buruh yang bertepatan pada 1 Mei, sudah saatnya pemerintah duduk bersama dengan para stakeholder terkait untuk mencari solusi terbaik dari kondisi ini. Sebelum kebijakan sepihak dari beberapa perusahaan yang dapat merugikan para pekerja. Sehingga kebijakan yang akan dikeluarkan tetap memperhatikan kesejahteraan seluruh pekerja dan masyarakat. (*Mahasiswa S2 Geofisika Reservoir Universitas Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: