Dunia Usaha Antusias Terapkan Teknologi Blockchain
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasokan, Rico Rustombi. Jakarta, DiswayKaltim.com - Kalangan dunia usaha antusias menerapkan teknologi blockchain. Hal itu menyusul banyaknya manfaat yang diperoleh dari teknologi tersebut. Hal itu seperti yang terlihat saat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerjasama dengan Blockchain Asia Forum (BAF) menggelar Global Blockchain Investment Summit (GBIS) di Jakarta, pada 29 - 30 Juli 2019 Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasokan, Rico Rustombi, yang juga Koordinator Penyelenggaraan (GBIS) 2019, mengatakan GBIS 2019 merupakan event Kedua yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia bersama Blockchain Asia Forum (BAF). Sebelumnya, pada 2018 telah digelar Blockchain Tehcnology Applications and Economics Forum di Jakarta. Dari kegiatan tahun 2018 tersebut terlihat antusiasme dunia usaha dan publik Tanah air akan teknologi Blockchain. "Aspirasi tersebut dituangkan dalam rekomendasi kegiatan yang kemudian diwujudkan dalam pelaksanaan GBIS 2019 dan pembentukan Blockchain Center of Excellence and Education (BCEE). Wadah ini lahir dari MoU antara Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai pasokan dengan Blockchain Asia Forum," jelas Rico, di Jakarta, Senin (29/7/2019). BCEE merupakan sarana yang menyediakan informasi bisnis, peluang investasi, edukasi dan pelatihan vokasi. Pada tanggal 27 Februari 2019 telah dilaksanakan MoU antara Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasokan dengan Blockchain Asia Forum. "Yakni tentang pembuatan sebuah wadah informasi dan komunikasi bagi masyarakat dan para pelaku usaha dalam rangka mempercepat pengadopsian teknologi blockchain di Indonesia melalui seminar dan lokakarya, dengan atau tanpa bertatap muka," beber Rico. GBIS 2019 dibuka oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang sekaligus akan menjadi saksi dalam penandatangan MoU antara BCEE dengan sejumlah perusahaan Tanah Air. "Penandatangan MoU tersebut, merupakan wujud antusiasme dunia usaha nasional dari sejumlah sektor yang berkomitmen menerapkan teknologi blockchain dengan merangkul BCEE," beber Rico. Perusahaan-perusahaan tersebut, antara lain PT Dewata Freight International Tbk, PT Proteksi Usaha Indonesia, PT Ritel Global Solusi (KO-IN Toko Indonesia) , serta dua start-up teknologi yaitu TOKOIN, dan Sayurbox. Lebih lanjut Rico mengatakan, GBIS 2019 juga menyajikan forum diskusi strategis. Menghadirkan pembicara yang kompeten dari dalam dan luar negeri. Mereka tidak hanya membahas solusi yang dihadirkan blockchain untuk pembukuan dan transaksi digital secara umum. "Sejumlah pakar dan teknokrat digital juga akan mengulas khusus dan berbagi pengalaman mengenai langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk bertransformasi dalam pengembangan dan implementasi teknologi blockchain di berbagai sektor bidang usaha di Indonesia," jelas Rico Topik-topik yang lebih teknis dan sektoral akan dibahas pada hari kedua, yang akan diawali dengan keynote speech dari Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Selain para pelaku usaha dari lingkup Kadin Indonesia, sejumlah pemangku kepentingan yang dihadirkan sebagai pembicara dalam forum ini antara lain dari Bank Indonesia, OJK, BKPM dan sejumlah lembaga lain. Sementara itu, pembicara, panelis, dan partisipan yang hadir mewakili sejumlah negara yang telah dan tengah mengembangkan blockchain. Beberapa nama yang bisa disebutkan, antara lain Ender Xu, Founding Chairman of Global Blockchain Investment Alliance and Chairman of Hong Kong Blockchain Association, Sheikh Abdullah Bin Rashid Al Sharqi, anggota Keluarga Kerajaan UEA yang juga investor di sektor blockchain, Amir Dossal. President Global Partnership Forum & Co-Founder - Vice Chairman of Blockchain Commission for Sustainable Development, Killian Hussman, COO Bitcherry, Dr Riadh Khalifa Toukabri, President & Founder of Tunisia Economic City yang juga merupakan Presiden Kehormatan American Arab Global Fund, John Mavrak, CEO Monopoly Hotels & Resorts, Bob Qin, Ketua Asosiasi Blockchain Amerika Utara, JiaMing Zhu, Ekonom dari China Institute of Digital Assets, dan Vincent Choy, Ketua Umum BCEE dan CEO D'Ledgers Consultants. "Dengan penyelenggaraan forum ini, kami berharap teknologi blockchain akan berkembang di Indonesia seiring berjalannya waktu dan selaras kebutuhan bisnis. Kehadiran teknologi teknologi ini diharapkan dapat memberikan dampak riil untuk akselerasi perekonomian Indonesia," ujar Rico. Sementara itu, perwakilan BCEE Indonesia Tubagus Mansyur Amin mengapresiasi forum blockchain global ini di Indonesia. Menurut dia, GBIS 2019 juga bertujuan sebagai forum bertukar pikiran antara stakeholder mengingat teknologi blockchain adalah sebuah teknologi yang relatif baru. Walau demikian, blockchain semakin menarik minat di dunia usaha dan telah diimplementasikan pula di sejumlah perusahaan. "Sebenarnya, kami juga berharap peran aktif pemerintah dalam pengembangan aspek inovatif dan dukungan kebijakan," ujar Tubagus. Bagaimanapun kata dia, teknologi ini pun sebenarnya bisa diterapkan di sektor layanan publik. "Beberapa negara yang tergolong negara berkembang, seperti Estonia dan Tunisia sudah membuktikan hal itu," jelas Tubagus. Rasa bangga juga disampaikan salah satu panelis dalam forum diskusi GBIS 2019, yakni Reiner Rahardja, CEO TOKOIN. Menurut dia, sudah saatnya Indonesia unjuk gigi pada dunia bahwa proyek blockchain bisa mendunia dan mampu membantu industri nasional mengubah sistem operasinya. "Saya sangat bangga akan kehadiran BCEE dan sepenuhnya mendukung berlangsungnya acara ini. Karena yang diuntungkan adalah Indonesia. Penerapan blockchain di dunia sama seperti ketika mesin uap diluncurkan yang menandai revolusi industri, semuanya berubah," pungkasnya. (dai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: