Peluang Bagi Pengusaha Lokal 

Peluang Bagi Pengusaha Lokal 

Pelaksana Tugas Sekprov Kaltim M Sa'bani saat diwawancara. (Fey/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur mulai mengantisipasi pengaruh penyebaran wabah virus corona (COVID-19) pada investasi. Pelaksana Tugas Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim M Sa’bani mengatakan, wabah corona bakal menekan perolehan Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Akibatnya, pertumbuhan ekonomi bakal ikut-ikutan tertekan. “Pemerintah akan mengoptimalkan penanaman modal dalam negeri supaya perolehan investasi mencapai target,” kata Sa’bani, Rabu (18/3). Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim mencatat realisasi investasi di Kaltim sepanjang 2019 mencapai Rp 35,62 triliun. Rinciannya PMDN sebesar Rp 22,67 triliun dan PMA Rp12,94 triliun. Pendapatan ini 97,99 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 36,35 triliun. Usaha pertambangan memberikan kontribusi terbesar. Yaitu 48,41 persen atau Rp 8,71 triliun dengan 289 proyek. Terbanyak kedua adalah tanaman pangan dan perkebunan. Kontribusinya mencapai Rp 3,75 triliun atau 14,44 persen dengan 269 proyek. Di sisi PMA, pertambangan lagi-lagi menjadi kontribusi terbesar, yaitu Rp 4,59 triliun atau 35,51 persen dari keseluruhan realisasi dengan 158 proyek. Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah listrik, gas dan air dengan total kucuran dana Rp 4,20 triliun atau 32,51 persen sebanyak 33 proyek. Lalu tanaman pangan dan perkebunan Rp2,76 triliun atau 21,53 persen. Melihat perkembangan isu COVID-19, Sa’bani mengakui jika kemungkinan PMA akan terkoreksi. “Mau tidak mau PMDN harus dioptimalkan,” ujarnya. Dengan perekonomian yang ditopang dari pertambangan dan migas, situasi saat ini tidak menguntungkan bagi Kaltim. “(Ekonomi) Kita kan masih dominan batu bara, perkebunan, tentu saja minyak. Tapi (harga) minyak sedang turun. Kalau yang lain-lain kan pengolahan ada tapi tidak terlalu signifikan,” tandasnya. Isu COVID-19 berpengaruh terhadap ekonomi Kaltim lantaran adanya pembatasan di berbagai negara.  Sa’bani mengatakan, corona membuat kekhawatiran semua pihak. Kerja sama ekonomi bilateral menurun karena semua negara membatasi diri. “Tapi kalau domestik rasanya tidak begitu banyak berpengaruh kecuali daerah yang positif [Corona],” ucap Sa’bani. Akibat kebijakan itu, pemerintah berencana mengevaluasi sejumlah kebijakan. “Hal itu akan dilakukan pada April sambil menunggu apakah pemerintah pusat tetap melakukan kewaspadaan. Pemerintah daerah akan menyesuaikan,” imbuhnya. Pemerintah akan terus memantau apakah akan ada koreksi target investasi di Kaltim. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: