Cabai Tembus Rp110 Ribu per Kilo

Cabai Tembus Rp110 Ribu per Kilo

Harga sayuran di pasar-pasar tradisional mengalami kenaikan dua hari menjelang lebaran. -Salsabila-nomorsatukaltim.disway.id

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Harga bahan pangan di Pasar Segiri Samarinda melonjak menjelang Idulfitri 2025. Peningkatan permintaan, cuaca yang mempengaruhi produksi, serta pasokan yang belum stabil menyebabkan kenaikan harga beberapa komoditas hingga dua kali lipat.

Yanto, pedagang sayur di Pasar Segiri selama lebih dari lima tahun, mengatakan bahwa kenaikan harga sayuran sangat dipengaruhi oleh cuaca. Hujan yang terus-menerus menyebabkan beberapa jenis sayuran lebih rentan busuk, sehingga stok berkurang dan harga melonjak. 

“Kalau hujan terus, sayuran seperti sawi cepat busuk di lahan, jadi petani tidak bisa panen banyak. Akibatnya, pasokan berkurang dan harga naik,” ujar Yanto yang biasa mengambil pasokan sayur dari Lempake.

Saat ini, sebutnya, harga daun sop telah mencapai Rp25.000 per ikat, naik dari Rp15.000. Selada yang sebelumnya dijual Rp6.000 kini menjadi Rp8.000, kemangi dari Rp3.000 naik menjadi Rp5.000, dan sawi dari Rp4.000 menjadi Rp6.000 per ikat.

BACA JUGA: Harga Sembako Naik, Wabup Ingatkan Pedagang Tak Asal Naikkan Harga

Selain sayur, beberapa bahan pokok juga mengalami kenaikan harga. Hal tersebut diungkapkan oleh Haji Sulaiman, salah satu pedagang sembako yang mengungkapkan ada beberapa komoditas mengalami lonjakan harga menjelang Lebaran.

“Biasanya kenaikan harga ini hanya terjadi dua hari sebelum Lebaran, setelah itu harga kembali normal,” katanya sembari duduk menunggu pembeli, pada Jumat (28/3/2025) malam.

Adapun, harga telur ayam kini berada di kisaran Rp58.000 hingga Rp60.000 per rak, naik dari Rp55.000 sebelumnya. Harga beras per kilogram juga meningkat menjadi Rp15.000 hingga Rp16.500.

Kendati demikian, lonjakan paling signifikan terjadi pada cabai rawit yang kini mencapai Rp110.000 per kilogram, melonjak dari Rp90.000 sebelumnya. Menurutnya, keterbatasan pasokan menjadi penyebab utama kenaikan harga tersebut.

BACA JUGA: Kejati Kaltim Gelar Bazar Sembako Murah, Warga Berebut, Minta Diadakan Lagi

“Barangnya memang tidak ada karena orang-orang yang biasa mengirim dari Sulawesi atau dari Palu, dan Surabaya sudah sibukkan mau Lebaran. Selain itu, cabai tidak bisa disimpan lama karena cepat busuk,” jelas Haji Sulaiman.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kalimantan Timur, Heni Purwaningsih, membenarkan adanya kenaikan harga beberapa komoditas, terutama daging ayam, semua jenis cabai, dan bawang merah.

"Harga naik karena permintaan tinggi, sementara pasokan dari daerah produsen belum stabil. Tapi, secara keseluruhan, harga bahan pokok masih relatif stabil dan stok pangan aman untuk satu bulan ke depan. Kami mengimbau masyarakat untuk berbelanja bijak, membeli sesuai kebutuhan, dan tidak panic buying,” ujar Heni saat diwawancara, Sabtu (29/3/2025).

Provinsi Kalimantan Timur, bukan daerah produsen bahan pokok, sehingga pasokan bergantung pada daerah lain seperti Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan. Ia mengakui, biaya logistik juga turut menyebabkan harga bahan pokok di daerah ini lebih tinggi dibandingkan wilayah produsen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: