Harga Sembako Naik, Wabup Ingatkan Pedagang Tak Asal Naikkan Harga

Harga Sembako Naik, Wabup Ingatkan Pedagang Tak Asal Naikkan Harga

Kubar, Nomorsatukaltim.com - Harga sembako di sjeumlah daerah terus merangkak naik. di Kabupaten Kutai Barat misalnya, harga minyak goreng, gula, tepung, dan rokok. Tak pelak, kondisi ini menjadi keluhan masyarakat. Masalahnya, kenaikan harga bahan pokok ini tak lepas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. “Harga gula, tepung dan rokok naik pak. Kenaikannya antara Rp 2 ribu sampai Rp 4 ribu,” kata Susi, pemilik warung di pingggir jalan trans Kalimantan di Kampung Jambuk Makmur, Kecamatan Bongan, Kubar diwawancarai media ini. Kenaikan harga bahan pokok ini membuat pemilik warung hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebab daya beli malah menurun. Alasan para pembeli, ungkap dia, karena gaji tidak ada kenaikan. Baik itu gaji karyawan perkebunan sawit, tambang, dan aparatur pemerintah. Jika kondisi ini berlarut-larut akan berdampak kepada ekonomi masyarakat. “Belum lagi bapaknya itu sehari 2 bungkus rokok. Wih pusing juga saya,” ungkapnya sembari tersenyum kecut. Kenaikan harga sembako juga dikeluhkan aparat pemerintah kampung karena tidak ada kenaikan gaji. “Kami sebagai aparat kampung tidak ada kenaikan gaji. Sementara yang membuat pusing gaji terima 3 bulan sekali. Padahal ada pidato Presiden Joko Widodo akan diberikan gaji setiap bulan. Tapi nyatanya tidak ada,” kata seorang aparat kampung di Kecamatan Muara Pahu. Sementara itu, Wabup Kubar Edyanto Arkan meminta agar para pedagang tidak menaikkan harga sembako. Karena di saat sekarang ini, sangat menjadi beban berat masyarakat jika harga bahan pokok terus merangkak naik. Meski diakui, kenaikan harga bahan pokok dampak kenaikan harga di agen atau distributor di Samarinda. “Namun kenaikan jangan dipaksakan jika memang masih bisa ada untung penjualan. Meski sedikit untungnya,” harapnya. Persoalan hingga kini akses jalan trans Kalimantan (Kubar-Samarinda) masih belum mulus. Hal ini berdampak kepada beban beratnya angkutan jalur darat membawa sembako. Jikapun pengalihan ke jalur angkutan Sungai Mahakam juga sangat berat. Karena akan bertambah biaya ongkos kapal motor ditambah biaya buruh angkut dari kapal ke truk. Belum lagi biaya angkutan buruh dari truk ke toko. (*) Reporter : Lukman Hakim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: