Menjemput Rezeki dari Anyaman Janur di Pasar Segiri

Sunepah penjual janur ketupat di Pasar Segiri ditemani oleh saudara perempuannya.-Disway/Salsa-
Dalam tradisi ini, ketupat bukan hanya hidangan, tetapi juga simbol kebersamaan dan rasa syukur setelah berpuasa selama sepekan di bulan Syawal.
Tradisi ini masih kuat di kalangan masyarakat Madura, termasuk mereka yang merantau ke luar daerah.
Permintaan janur pun tetap tinggi meski Lebaran telah usai.
"Biasanya, satu minggu setelah Lebaran masih ada yang beli janur buat Hari Raya Ketupat. Jadi saya masih jualan sampai setelah Lebaran," jelasnya.
BACA JUGA : Pasar Malam Ngenyan Asa: Magnet Wisata Malam yang Memikat di Sendawar
Seiring perkembangan zaman, kebiasaan menganyam ketupat mulai berkurang. Meskipun begitu, baik Sunepah maupun Rasyid yakin bahwa tradisi ketupat tidak akan hilang.
Selama Lebaran masih dirayakan dan orang-orang masih berkumpul bersama keluarga, ketupat akan selalu menjadi bagian dari hidangan khas Idulfitri.
"Saya senang bisa berjualan janur. Selain buat cari rezeki, ini juga cara saya menjaga tradisi," pungkas Rasyid.
Di tengah kesibukan pasar yang semakin riuh, para pedagang janur seperti Sunepah dan Mulyadi tetap setia menjemput rezeki dengan bermodal keterampilan tangan dalam menganyam janur.
Lebaran bagi mereka bukan hanya soal perayaan, tetapi juga tentang menjaga tradisi dan menyambung silaturahmi melalui selembar janur yang dirangkai dengan ketulusan hati dan kerja keras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: