Kebakaran di Kubar Hanguskan 16 Rumah dan 9 Gedung Walet, Warga Harapkan Bantuan Pemerintah

Rumah warga di Kampung Sempan, Kubar menyisakan puing-puing setelah dilanda kebakaran, Minggu (16/3/2025) sore.-Istimewa-
KUTAI BARAT, NOMORSATUKALTIM- Kebakaran hebat melanda Kampung Sempan, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Minggu (16/3/2025) sekitar pukul 15.00 Wita.
Insiden yang menghanguskan 16 rumah warga dan 9 gedung walet, itu menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat.
Pasalnya, meski tidak ada korban jiwa, namun banyak warga kehilangan tempat tinggal serta mata pencaharian.
Menurut Virnabeth, salah satu warga yang terdampak kebakaran, api diduga berasal dari arus pendek listrik di salah satu rumah.
BACA JUGA: Ketahuan Angkut BBM Subsidi Secara Ilegal, Dua Warga Kutai Barat Ditahan
BACA JUGA: Pengedar Narkoba Dibekuk di Barong Tongkok, Polisi Masih Kejar Pemasok Utama
Percikan api dengan cepat menyebar ke bangunan lain, diperparah dengan kondisi rumah yang mayoritas berbahan kayu serta angin yang bertiup kencang.
"Saya sedang berada di dalam rumah ketika tiba-tiba terdengar suara letupan keras. Saat keluar, saya melihat api sudah membesar dari salah satu rumah dan menyebar dengan sangat cepat. Kami panik, berusaha menyelamatkan barang-barang, tetapi semuanya terjadi begitu cepat," ungkap Virnabeth ditemui di lokasi kejadian.
Beberapa warga yang melihat kejadian itu segera berteriak meminta pertolongan dan mencoba memadamkan api dengan alat seadanya.
Namun, kobaran api terus membesar, membuat warga kesulitan menyelamatkan harta benda mereka.
BACA JUGA: Starlink Jadi Alternatif di Kubar, Kominfo: Kami Tidak Melarang, Tapi Juga Tak Merekomendasikan
BACA JUGA: Atasi Blank Spot, Diskominfo Kubar Gencarkan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi
Sayangnya, upaya pemadaman api mengalami kendala besar. Tidak adanya unit pemadam kebakaran di sekitar lokasi membuat warga harus bekerja sama untuk memadamkan api dengan ember, selang, dan alat seadanya.
Bantuan dari kecamatan yang mengirimkan pompa air tiba terlambat, sementara minimnya sumber air semakin memperburuk situasi.
"Kami hanya bisa menggunakan air dari sumur dan ember seadanya, tetapi itu tidak cukup. Api sudah terlalu besar dan sulit dikendalikan. Andai saja ada pemadam kebakaran di sini, mungkin sebagian rumah masih bisa diselamatkan," tambah Virnabeth.
Setelah beberapa jam, api akhirnya berhasil dipadamkan, tetapi hampir seluruh bangunan di area terdampak sudah rata dengan tanah.
BACA JUGA: Ramadan Rawan Kebakaran! Ini 5 Tips Penting dari Damkar Kukar
BACA JUGA: Risiko Kebakaran Meningkat saat Ramadan, Disdamkarmatan Samarinda Ungkap Penyebabnya
Selain kehilangan rumah, banyak warga juga kehilangan seluruh barang berharga mereka.
Sembilan gedung walet yang terbakar menambah besarnya kerugian, karena bisnis sarang burung walet merupakan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar warga Kampung Sempan.
Menurut Virnabeth, banyak warga kini harus mengungsi ke rumah kerabat atau menempati tempat penampungan sementara yang didirikan warga sekitar.
Mereka sangat membutuhkan bantuan, terutama makanan, pakaian, air bersih, dan perlengkapan rumah tangga.
BACA JUGA: ASN dan Pejabat Negara Haram Terima Hadiah Lebaran! KPK: Tolak dan Laporkan Gratifikasi
"Kami benar-benar kehilangan segalanya. Tidak ada yang tersisa, bahkan pakaian yang kami pakai saat ini adalah satu-satunya yang kami miliki. Kami berharap ada bantuan secepatnya," tuturnya.
Sementara itu, warga lain berusaha mencari sisa-sisa barang berharga yang mungkin masih bisa diselamatkan dari puing-puing rumah yang terbakar. Namun, kebanyakan barang telah hancur akibat panas dan kobaran api yang sangat besar.
Warga Kampung Sempan kini berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah maupun masyarakat luas untuk membantu mereka.
Bantuan yang mendesak diperlukan, yakni kebutuhan pokok. Selai itu, juga perlengkapan rumah, dan dukungan untuk membangun kembali rumah mereka yang telah hancur.
BACA JUGA: Efisiensi Anggaran, Pemkab Mahulu Pangkas Biaya Operasional Rp214 Miliar
"Kami tidak tahu harus mulai dari mana lagi. Kami hanya berharap pemerintah bisa turun tangan membantu kami. Setidaknya kami butuh tempat tinggal sementara dan bantuan untuk memulai kembali kehidupan kami," ujar Virnabeth dengan mata berkaca-kaca.
Warga juga berharap pemerintah daerah menyediakan fasilitas pemadam kebakaran yang lebih dekat, sehingga kejadian serupa di masa depan bisa ditangani lebih cepat.
Meskipun musibah ini telah menyebabkan kerugian besar, semangat gotong royong warga Kampung Sempan tetap terlihat.
Mereka saling membantu satu sama lain, berbagi makanan dan tempat tinggal sementara bagi yang membutuhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: