Rusia Lancarkan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina, Pemadaman Listrik Meluas di Tengah Musim Dingin

Rusia Lancarkan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina, Pemadaman Listrik Meluas di Tengah Musim Dingin

Rusia Lancarkan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina-istimewa-

NOMORSATUKALTIM - Rusia kembali melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina pada Jumat, 13 Desember 2024.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menyebut serangan ini sebagai salah satu yang terbesar terhadap jaringan listrik negaranya.

Serangan tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada beberapa fasilitas energi utama, memperburuk kondisi jaringan listrik yang telah rentan akibat serangan-serangan sebelumnya.

Menurut Zelenskiy, tindakan ini adalah bukti nyata bahwa Ukraina memerlukan dukungan lebih dari negara-negara Barat.

Ia menegaskan bahwa langkah-langkah yang diambil Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak hanya bertujuan menghancurkan infrastruktur tetapi juga meneror jutaan warga sipil Ukraina di tengah musim dingin.

"Ini adalah rencana Putin untuk 'perdamaian' menghancurkan segalanya. Ini adalah caranya bernegosiasi dengan meneror jutaan orang," ungkap Zelenskiy melalui unggahannya di platform X.

BACA JUGA : Turun Rp14.000! Harga Emas Antam Hari Ini Rp1.517.000

Ia juga menyerukan respons tegas dari dunia internasional terhadap apa yang disebutnya sebagai aksi teror.

Rusia meluncurkan 93 rudal dalam serangan ini, termasuk satu rudal yang diduga diproduksi di Korea Utara.

Selain itu, hampir 200 drone turut digunakan untuk menggempur berbagai target.

Pertahanan udara Ukraina berhasil mencegat 81 rudal, dengan 11 di antaranya dihancurkan oleh jet tempur F-16.

Namun, skala kerusakan tetap signifikan, dan evaluasi kerugian secara menyeluruh masih terus dilakukan.

Pejabat Ukraina mengungkapkan bahwa serangan tersebut merusak enam fasilitas energi di wilayah barat Lviv, dekat perbatasan dengan Polandia.

Sebuah sumber industri menyebutkan bahwa gardu listrik menjadi target utama, sementara serangan ke infrastruktur gas juga dilaporkan lebih masif dibandingkan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: