Bentang Alam Wehea-Kelay, Tempat Ribuan Satwa Liar Menggantungkan Hidup

Bentang Alam Wehea-Kelay, Tempat Ribuan Satwa Liar Menggantungkan Hidup

Seluruh anggota Forum Kolaboratif Pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay-Disway/Salsa-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Provinsi Kaltimantan Timur (Kaltim) adalah salah satu habitat asli satwa endemik yakni orang utan.

Dengan sebaran habitat yang terletak pada Bentang Alam Wehea-Kelay.

Sebagai informasi, orang utan Kalimantan merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya terdapat di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan.

Sementara, Bentang Alam Wehea-Kelay adalah kawasan hutan dengan berbagai fungsi.

Mulai dari Hutan Lindung Wehea, Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan-Hutan Alam (PBPH-HA), PBPH-Hutan Tanaman, area kelola masyarakat, pemerintah daerah, lembaga riset, akademisi, dan perkebunan sawit.

Hampir selama satu dasawarsa, pemerintah, sektor swasta, akademisi, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat telah mengelola kawasan seluas 532.143 hektare.

Para pihak bekerjasama melalui Forum Kolaborasi Bentang Alam Wehea-Kelay, untuk mengelola kawasan secara lestari sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Salah satu yang menarik perhatian saya, bahwa hasil kolaborasi ini menghasilkan prototipe produk bioprospeksi yang terinspirasi dari tumbuhan pakan orang utan,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim, Anwar Sanusi.

BACA JUGA : Dispora Kaltim Siapkan Aplikasi "Sepakat" untuk Mendata Kegiatan Pemuda Se-Kaltim

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 2 Tahun 2018 bioprospeksi yaitu kegiatan eksplorasi, ekstraksi, dan penapisan sumber daya alam hayati untuk pemanfaatan secara komersial baik dari sumber daya genetik, spesies, dan biokimia beserta turunannya.

Di dalam Bentang Alam Wehea-Kelay, terdapat 59 jenis pakan orang utan yang telah diteliti oleh periset dari Universitas Mulawarman dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Dari penelitian tersebut, ditemukan ada sekitar 30 jenis tumbuhan yang memiliki informasi etnofarmakologi (bioaktivitas dan nutrisi).

Anwar Sanusi menyebut, bahwasanya ini adalah kajian yang membuka jendela baru atas manfaat Orang utan Kalimantan dan habitatnya.

“Tidak hanya akan bermanfaat bagi kesehatan manusia, namun juga pengembangan ekonomi masyarakat berbasis bioprospeksi,” ucap Anwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: