Bentang Alam Wehea-Kelay, Tempat Ribuan Satwa Liar Menggantungkan Hidup

Seluruh anggota Forum Kolaboratif Pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay-Disway/Salsa-
Anwar Sanusi yang juga mejabat sebagai Ketua Forum Kolaborasi Bentang Alam Wehea-Kelay mengatakan, kontribusi keanekaragaman hayati dari kawasan ini tidak diragukan lagi.
BACA JUGA : Ketua MPR RI Bocorkan Jenis Barang Tidak Kena PPN 12 Persen, Apa Saja?
Menurutnya, dari data Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan tahun 2023, bentang alam ini menyumbang sekitar 35 persen pencapaian Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL).
"Indeks ini menggambarkan kualitas tutupan lahan yang dihitung dari kondisi tutupan hutan dan tutupan vegetasi nonhutan," sebutnya.
Bentang Alam Wehea-Kelay mempertahankan keanekaragaman hayati di dalamnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan forum, ada sekitar 1.200 individu orang utan kalimantan dan lebih dari 1.400 jenis satwa liar yang mendiami kawasan hutan ini.
Wilayah tersebut juga merupakan kawasan penyangga Daerah Aliran Sungai (DAS) Kelay dan DAS Wahau.
Aliran sungai tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat Kecamatan Kelay di Kabupaten Berau dan Kecamatan Kombeng, Kecamatan Wahau, serta Kecamatan Telen di Kutai Timur.
Setidaknya ada sekitar 30 ribu jiwa yang menggantungkan sumber air dari ekosistem ini.
BACA JUGA : Ketua KPK Sebut LHKPN Pejabat Masih Amburadul, Ada Fortuner Dilaporkan Hanya Rp6 Juta
Anwar menyebut, dengan menjadikan perlindungan habitat orang utan sebagai kunci kolaborasi ternyata banyak peluang yang terbuka.
“Memang banyak pelajaran dan kebijaksanaan dari orang utan untuk kemaslahatan,” ucap Anwar, sapaan akrabnya.
Dekan Universitas Mulawarman, Irawan Wijaya Kusuma mengamini dan membuktikan pernyataan tersebut.
Yang mana tim riset gabungan dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman bersama YKAN telah melakukan penelitian terhadap pakan orang utan.
Sepanjang 2023, para peneliti ini telah mengidentifikasi 227 jenis pakan orang utan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: