Inflasi Kabupaten Berau Mencapai 3,34 Persen Diakibatkan Tidak Stabilnya Harga Sayur di Pasar

Inflasi Kabupaten Berau Mencapai 3,34 Persen Diakibatkan Tidak Stabilnya Harga Sayur di Pasar

Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik saat diwawancarai langsung-Disway/Salsa-

BERAU, NOMORSATUKALTIM – Pejabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik mengungkapkan kekecewaannya atas inflasi yang terjadi di Kabupaten Berau.

Hal tersebut diakibatkan tidak stabilnya ketersediaan sayur mayur. Seperti kangkung dan sawi.

“Jujur saya sangat kecewa inflasi di Berau disebabkan oleh kangkung," kata Akmal Malik usai memantau harga sayur mayur di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, pada Selasa (29/10/2024).

Padahal, ujar pria yang kerap disapa Akmal itu, banyaknya lahan eks tambang di Kabupaten Berau dapat ditanam sayur-sayuran.

"Ditanam saja selama 17 hari sudah bisa dipanen. Bagaimana bisa menyebabkan inflasi berminggu-minggu,” tekannya.

BACA JUGA : Pastikan Keamanan Kampanye, Polisi Kawal Mobilitas Konvoi Kampanye Paslon di Kaltim

Pasalnya, yang menentukan turun naiknya harga yakni adanya supply (ketersediaan) dan demand (permintaan).

Kendati demikian, Akmal menyaksikan langsung bagaimana kondisi inflasi akibat adanya kenaikan harga sawi yang sangat signifikan di pasar terbesar itu.

Yakni permasalahannya bukan pada keberadaan kiosnya. Namun tidak adanya ketersediaan barang-barangnya.

“Biasanya harga Rp7 ribu sampai Rp12 ribu per kilogram. Tapi hari ini harga sawi bisa Rp30 ribu per kilogram. Alasannya karena kemarau, tidak ada yang menanam. Lagi-lagi harus didatangkan dari luar,” paparnya.

BACA JUGA : Ekonom Prediksi Program Makan Bergizi Beri Dampak Positif bagi Perekonomian Nasional

“Inflasi Berau karena kangkung. Minimal usahakan agar kangkung tidak lagi menjadi penyumbang inflasi,” sambungnya.

Kemudian, untuk mengatasi persoalan kenaikan harga di pasar akibat kenaikan tinggi harga sayuran, ia berencana membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dengan membangun greenhouse di areal Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bujangga, Tanjung Redeb yang luasannya sekitar 1 hektare.

“Kita akan bangun mungkin 10 unit. Ukurannya 8x15 meter. Nanti akan di tanam sayuran seperti kangkung, sawi dan pakcoy,” ucap Akmal di Lokasi TPA Bujangga, usai peresmian kios penyeimbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: