Heboh Guru Honorer Supriyani Dituding Aniaya Anak Polisi, Hasil Visum Ungkap Fakta Sebenarnya

Heboh Guru Honorer Supriyani Dituding Aniaya Anak Polisi, Hasil Visum Ungkap Fakta Sebenarnya

Guru honorer SDN 4 Baito, Supriyani ditahan atas tuduhan kasus penganiayaan terhadap anak polisi.-(Foto/ Antara)-

KONAWE SELATAN, NOMORSATUKALTIM – Kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan Supriyani, seorang guru honorer di SD Negeri 04 Baito, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, mengundang perhatian publik. 

Supriyani dituduh melakukan penganiayaan terhadap salah satu siswanya yang merupakan anak polisi

Namun, hasil visum terhadap korban justru menunjukkan fakta yang berbeda dari tuduhan tersebut.

Menurut Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulawesi Tenggara, Abdul Halim Momo, ada sejumlah kejanggalan dalam kasus ini. 

BACA JUGA: 4 Pelajar Samarinda Terseret Ombak Pantai Manggar Balikapan, 1 Meninggal Dunia

BACA JUGA: Pencarian Korban Perahu Karam di Sungai Mahakam Dihentikan, Satu Korban Belum Ditemukan 

Abdul Halim mengungkapkan bahwa kepala desa sebenarnya ingin mendamaikan kasus ini, tetapi Supriyani diminta untuk membayar uang sebesar Rp50 juta dan mundur sebagai guru. 

"Jadi kepala desanya itu mendamaikan kasus ini dengan harapan dua hal, pertama dia (Supriyani) harus membayar uang Rp50 juta, kedua dia harus mundur sebagai guru. Ini ada apa, dia dikriminalisasi," ujar Abdul Halim, dilansir dari Disway.id, Minggu (27/10/2024).

Hasil Visum Berkata Lain

Lebih lanjut, Abdul Halim menyebut bahwa hasil visum anak polisi berbeda dengan hasil penyidikan polisi. 

Visum menunjukkan bahwa luka yang dialaminya disebabkan oleh benda tajam, bukan benturan benda tumpul. 

BACA JUGA: Debat Perdana Paslon Bupati Mahulu Batal karena Listrik, Ketua KPU: Kami Anggap Sudah Selesai

BACA JUGA: Berkat Pemberdayaan BRI, Petani Durian di Pekalongan Makin Berkembang

“Kemudian hasil visum itu, akibat benturan benda tajam dan memang anak itu mengakui jatuh di sawah. Tapi, dialihkan. Jadi ada kesan diskriminalisasi, ada kesan pemerasan,” jelas Halim.

Ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan kesaksian dari para guru dan siswa lainnya di SD Negeri 04 Baito, tidak ada peristiwa kekerasan seperti yang dituduhkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: