"Huma Betang Umai" Jadi Konsep Istana Wapres di IKN, Apa Maknanya?

Profil dan Struktur Istana Wapres di IKN

Menurut Daliana, Istana Wakil Presiden di IKN dibangun dengan pendekatan yang sangat memperhatikan aspek keberlanjutan dan efisiensi energi. 

Hal ini sejalan dengan visi Nusantara sebagai kota masa depan yang modern dan ramah lingkungan. 

Istana ini menempati lahan seluas 148.417 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 32.061 meter persegi. 

BACA JUGA: Ingin Anak Masuk Sekolah Favorit, Sejumlah Warga jadi Korban Penipuan

BACA JUGA: DLH Balikpapan Bantah PSN Sebabkan Penambahan Signifikan Sampah Kota Minyak

Dibangun di atas lahan bukit, istana ini mengadopsi struktur rumah panggung, sebuah ciri khas arsitektur tradisional di Kalimantan yang dirancang untuk tahan terhadap kondisi geografis setempat.

Atap besar yang menjadi ciri khas rumah panjang Dayak diadaptasi dalam desain istana ini, berfungsi tidak hanya sebagai perlindungan dari cuaca tetapi juga sebagai tempat instalasi panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi bangunan. 

Atap yang besar ini, menurut Daliana, melambangkan sosok ibu yang menaungi, melindungi, dan memberikan kehidupan bagi penghuninya.

Struktur bangunan istana juga dirancang dengan konsep pendingin hibrida yang memaksimalkan sirkulasi udara alami, sehingga mengurangi ketergantungan pada sistem pendingin buatan. 

BACA JUGA: Daftar Lengkap Para Pemain Baru Borneo FC, Nilai Transfernya Fantastis

BACA JUGA: Dinsos Kaltim Siapkan Rp 6,5 Miliar Bantu Pengembangan Usaha Masyarakat Miskin

Orientasi bangunan mengikuti sumbu matahari dari timur ke barat, yang berfungsi untuk mengurangi pemanasan berlebih dan menjaga efisiensi energi. 

“Bangunan ini tidak hanya indah secara visual, tetapi juga dirancang untuk menjadi hemat energi dan ramah lingkungan,” jelas Daliana.

Desain Istana Wakil Presiden di IKN mengusung konsep rumah panjang Suku Dayak, Kalimantan.-(Foto/Kementerian PUPR)-

Sumber: