Konsumsi Pornografi Tingkatkan Risiko Disfungsi Seksual

Konsumsi Pornografi Tingkatkan Risiko Disfungsi Seksual

Konsumsi pornografi dapat mengganggu kesehatan reproduksi sekaligus hubungan pasutri.-(Ilustrasi/Nomorsatukaltim)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Konsumsi film dewasa atau pornografi telah lama menjadi topik yang kontroversial, terutama ketika membahas dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan fisik. 

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan pornografi secara berlebihan dapat meningkatkan risiko disfungsi seksual pada pria, termasuk disfungsi ereksi (ED), ejakulasi tertunda (DE), dan ketidakmampuan mencapai orgasme (anorgasmia).

Disfungsi seksual yang diinduksi oleh pornografi kini menjadi fenomena yang semakin umum, tidak hanya pada pria heteroseksual. 

BACA JUGA: Pengembangan RSUD dr Abdul Rivai Terus Dikebut, Upaya Tingkatkan Pelayanan Kesehatan

Penelitian dan pengalaman klinis menunjukkan bahwa penggunaan pornografi dapat menyebabkan berbagai bentuk disfungsi seksual pada pria dari segala usia dan orientasi seksual. 

Dilansir dari Psychologi Today, Senin (8/7/2024), sebuah studi berskala besar menemukan bahwa 23 persen pria pengguna pornografi di bawah usia 35 tahun, yang berada di puncak masa seksual mereka, melaporkan mengalami beberapa tingkat disfungsi seksual saat berhubungan dengan pasangan nyata. Sebagian besar dari mereka mengalami disfungsi ereksi.

Jumlah pornografi yang ditonton oleh seorang pria ternyata berbanding lurus dengan tingkat keparahan disfungsi ereksi yang dialaminya. Semakin banyak pornografi yang dikonsumsi, semakin besar risiko pria mengalami ED. 

BACA JUGA: Studi: Kecepatan Makan Ternyata Berdampak pada Berat Badan dan Kesehatan

Selain itu, pengguna pornografi berat cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai orgasme saat berhubungan dengan pasangan nyata, dan beberapa bahkan kesulitan mencapai orgasme sama sekali. Penggunaan pornografi yang berlebihan juga dikaitkan dengan ketidakpuasan keseluruhan terhadap hubungan seksual di dunia nyata.

Dampak negatif ini tidak hanya mempengaruhi pengguna pornografi, tetapi juga pasangan mereka. Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi, atau mencapai orgasme, dapat mengurangi kepuasan seksual dan menurunkan harga diri pasangan mereka. 

Beberapa pengguna pornografi bahkan berakhir dengan mengakhiri hubungan mereka karena rasa malu yang mereka rasakan akibat ketidakmampuan seksual mereka, atau karena pasangan mereka merasa hubungan tersebut tidak lagi sehat secara seksual dan romantis.

BACA JUGA: Lagi Musim Nanas Nih, Apa Saja Manfaatnya Buat Kesehatan?

Sebaliknya, masalah ED, DE, dan anorgasmia terkait dengan fakta bahwa ketika seorang pria menghabiskan 80 hingga 100% energi seksualnya untuk menonton dan bermasturbasi dengan pornografi, ia cenderung kesulitan saat berhubungan dengan pasangan nyata. 

Menyadari dampak negatif dari pornografi pada fungsi seksual adalah langkah awal yang penting. Terapi dan konseling seksual dapat membantu pria mengatasi ketergantungan mereka pada pornografi dan memulihkan fungsi seksual yang sehat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: