Mengenal Kompol Sumardi, Dunia Intelijen dan Pengaruh pada Cara Mendidik Anak

Mengenal Kompol Sumardi, Dunia Intelijen dan Pengaruh pada Cara Mendidik Anak

Kompol Sumardi (kanan), kini menjabat sebagai Kasat Intelkam Polresta Balikpapan.-Chandra Izmi-ist

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM– Duduk bersama di sebuah ruangan sederhana di markas Polresta Balikpapan, Kompol Sumardi, yang baru saja dilantik menjadi Kasat Intelkam Polresta Balikpapan pada Rabu 19 Juni 2024, membagikan pengalamannya di dunia intelijen yang jarang diketahui publik.

Sebelumnya, Kompol Sumardi bertugas sebagai Kanit I Subdit V Ditintelkam Polda Kaltim sejak tahun 2022.

Dengan gaya bicara yang hangat namun tegas, ia mengungkapkan betapa menariknya bekerja di bidang intelijen yang membutuhkan intuisi tajam dan analisis mendalam.

Meskipun menurutnya, ini bukan cita-cita masa kecil yang diinginkan. Namun setelah ia jalani, semua berubah menjadi ‘passion’ dan pengalaman yang menyenangkan baginya.

“Saya itu malah cita-cita dari kecil mau jadi guru, sudah sempat ngajar dulu. Tapi setelah 6 bulan mengajar, saya mengikuti tes untuk jadi polisi,” tutur Kompol Sumardi.

Sumardi menjelaskan bahwa dalam dunia intelijen, penting untuk dapat memprediksi situasi berdasarkan fakta-fakta yang ada. Ia memberikan analogi tentang intuisi dalam memprediksi cuaca. Mirip dengan bagaimana seorang intelijen memprediksi perkembangan situasi di lapangan.

“Jadi menariknya di Intel ini menggunakan naluri, menggunakan insting ya. Karena insting itu semakin kita asah, semakin tajam,” ungkap Sumardi sambil tersenyum ketika ditemui Disway Kaltim, Jumat 21 Juni 2024.

Sebagai seorang yang telah berkecimpung di dunia intelijen sejak tahun 1992 silam, Sumardi mengaku bahwa pekerjaan ini sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Ia mengatakan bahwa kemampuannya dalam menganalisis dan memprediksi situasi telah terbentuk dari pengalaman bertahun-tahun.

Dalam tugasnya sehari-hari, Sumardi dan timnya harus selalu siap dengan segala kemungkinan. Termasuk menghadapi risiko kesalahan prediksi. Namun, ia menegaskan bahwa kesalahan yang terjadi biasanya masih dalam batas toleransi dan tidak berdampak signifikan.

"Itu wajar (kesalahan prediksi) sepanjang masih di batas toleransi. Karena biasanya di dasarnya ada fakta yang ada," tutur pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini.

Sumardi juga bercerita tentang passion-nya di bidang intelijen yang akhirnya membentuk karakternya selama bertugas.

Menurutnya, menjadi seorang intelijen bukan hanya soal pekerjaan, tapi juga tentang dedikasi dan kecintaan terhadap profesi ini.

"Passion kalau saya. Tapi akhirnya mau jadi karakter ya karena saya dari tahun 92. Enggak pernah keluar dari itu," ungkapnya.

Meski sibuk dengan pekerjaannya, Sumardi berusaha untuk tetap memberikan perhatian kepada keluarganya. Ia mengakui bahwa profesinya sebagai intelijen kadang mempengaruhi cara mendidik anak-anaknya.

“Saya jarang banyak bicara kalau di rumah, artinya saya banyak diam, mengamati saja, terus saya enggak pernah marah dulu," ucapnya.

Ia juga bercerita bahwa salah satu anaknya telah mengikuti jejaknya masuk ke kepolisian dan menjadi seorang polwan. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Sumardi.

Sebagai Kasat Intelkam, Kompol Sumardi telah melalui berbagai pengalaman menarik dan menantang. Dengan dedikasi tinggi dan passion yang kuat, ia terus berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap tugasnya.

Perjalanan kariernya yang panjang dan penuh warna menjadi bukti bahwa profesi intelijen bukan hanya soal keterampilan, tapi juga tentang pengabdian dan komitmen. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: