Akmal Malik Mengaku Sedih, Pemuda Kaltim Tak Berminat Jadi Petani

Akmal Malik Mengaku Sedih, Pemuda Kaltim Tak Berminat Jadi Petani

Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik menjawab pertanyaan wartawan.-(Ist./ Disway Kaltim)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Minat generasi muda untuk mengelola sektor pertanian semakin menurun. Padahal sektor tersebut peluangnya sangat menjanjikan.

Demikian diutarakan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik saat berbincang santai bersama wartawan di ruangan VVIP Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Sabtu (16/3/2024).

"Sekarang pemuda hampir nggak ada yang mau jadi petani, padahal kan peluangnya sangat besar," kata Akmal Malik.

BACA JUGA: Instruksi Mendagri, Kepala Daerah Wajib Percepat Regulasi THR dan Gaji Ke-13

Akmal Malik mengaku telah melakukan survey kecil-kecilan kepada 100 pemuda di Kaltim. Dari hasil survei tersebut, dapat diketahui bahwa 100 pemuda tersebut tidak ada yang memilih untuk menjadi petani.

"Saya sudah melakukan survei kepada 100 pemuda di Kaltim, dan hasilnya tidak ada yang mau jadi petani. Ada sebagian besar yang memilih bekerja di pertambangan batu bara," ungkapnya.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Sebut Pariwisata di IKN Sustainable, Tempat-Tempat di Kaltim Ini Dinilai Potensial Support

Akmal Malik berpendapat bahwa, hilangnya minat generasi muda terhadap pertanian karena menganggap bertani itu pekerjaan yang berat, bermain lumpur.

Padahal, kata Akmal Malik, pola pertanian bisa saja diubah. Dari yang tradisional menjadi yang lebih modern seperti yang terjadi di negeri China.

"Sekarang pemuda tidak ada lagi yang mau jadi petani tradisional. Saya sedih, kenapa pemuda di Kaltim tidak ada yang mau jadi petani," ujarnya.

BACA JUGA: Netralitas Jokowi Dicecar dalam Sidang Dewan HAM PBB, Singgung Pencalonan Gibran di Pemilu 2024

Menurut Dirjen Otda Kemendagri ini juga, peluang bisnis yang sangat menjanjikan ada dua yakni, bisnis di bidang energi dan bisnis pangan. 

Namun pada kesempatan ini, ia lebih menitikberatkan pada bisnis pangan karena menurutnya peluangnya sangat besar, karena setiap hari manusia pasti membutuhkan pangan (makanan).

"Perlu diingat bahwa pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Orang masih bisa hidup tanpa listrik, tapi orang tidak bisa bisa hidup tanpa makan nasi," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: