Dikenal Suka Kasar ke Pemain Lawan Tanpa Alasan, Komdis PSSI Cuma Jatuhkan Sanksi Ringan kepada Wahyudi Hamisi

Dikenal Suka Kasar ke Pemain Lawan Tanpa Alasan, Komdis PSSI Cuma Jatuhkan Sanksi Ringan kepada Wahyudi Hamisi

--

NOMORSATUKALTIM - Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman larangan tampil sebanyak tiga pertandingan kepada Wahyudi Hamisi. Sanksi ini termasuk ringan. 

Pelatih kepala Pesebaya Paul Munster angkat bicara dengan mengkritik atas keputusan Komdis PSSI,  dengan pertimbangan hukuman itu tidak adil.

Wahyudi Hamidi terlihat melakukan pelanggaran berat saat menendang kepala Bruno Moreira pada laga pekan ke-27 BRI Liga 1 2023/2024, Minggu, 3 Maret 2024. Persebaya Surabaya pun mengambil tindakan dan mengirimkan surat laporan.

Paul Munster (42) mengutarakan kekecewaannya atas keputusan Komdis PSSI menjatyuhkan hukuman ringan yang diberikan kepada Wahyudi Hamisi.

BACA JUGA:Persiapkan Laga Lanjutan BRI Liga 1 Indonesia, Borneo FC Lakukan Pemusatan Latihan

Komdis PSSI menjatuhkan hukuman karena melanggar pemain Persebaya Bruno Moreira saat pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Aksi kejam Hamisi berlangsung saat ia dengan sengaja menendang kepala Bruno Moreira saat berusaha merebut bola.

Walaupun begitu, Komdis PSSI hanya menjatuhkan sanksi ringan berupa larangan bermain tiga pertandingan dan denda Rp. 25 juta terhadap Wahoudi Khamisi.

“Saya terkejut mendengar hasil keputusan tersebut itu menggelikan. Jika hal semacam itu terjadi di jalanan, minimal hukuman yang diberikan adalah tiga tahun penjara,” ungkapnya.

Apalagi, ini bukan kali pertama Wahyudi Khamisi melakukan tindakan kejam. Aksi brutal bek bernomor punggung 33 itu juga pernah dilakukannya di stadion yang sama hampir lima tahun lalu

Wahyudi Hamisi masih mengenakan jersey Borneo FC pada Liga 1 2018 saat kejadian terjadi.

Saat itu, Pesut Etam menyambangi markas Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Karno pada 13 Oktober 2018 untuk laga pekan ke-25.

“Situasi ini memalukan. Ini tidak memberikan contoh yang baik bagi siapa pun, di Liga 1, Liga 2, atau Liga 3.

Situasi ini tidak mencerminkan hal-hal yang seharusnya kita junjung dalam semua peraturan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: