Ternyata Bukan Disebabkan Kemarau, BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem yang Terjadi di Balikpapan

Ternyata Bukan Disebabkan Kemarau, BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem yang Terjadi di Balikpapan

BMKG Kota Balikpapan- Disway/Chandra-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Balikpapan, Kalimantan Timur, mengalami cuaca panas ekstrem, padahal wilayah tersebut masih dalam periode musim hujan.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan, Diyan Novrida mengatakan, kondisi cuaca saat ini dipengaruhi oleh kondisi atmosfer yang dinamis.

"Jadi, untuk saat ini belum memasuki musim kemarau," ujar Diyan, Minggu (18/2/2024).

Diyan menambahkan, pola angin dan kecepatan angin maksimum yang mencapai 15 knot tidak mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif penghasil hujan.

Hal ini menyebabkan suhu udara meningkat dan menciptakan energi yang tinggi, terutama di daerah sekitar ekuator seperti Kalimantan Timur.

"Kombinasi suhu tinggi dan angin kencang dapat menimbulkan gesekan pada daun dan ranting kering, yang berpotensi memicu api dan kebakaran lahan," papar Diyan.

Diberitakan sebelumnya bahwa bersamaan dengan itu, risiko terjadinya kebakaran lahan pun meningkat.

Di Balikpapan sendiri, setidaknya terjadi dua kali kebakaran lahan dalam sehari pada Sabtu (17/2/2024) lalu.

Kebakaran pertama terjadi di kawasan Kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan, sekitar pukul 16.00 Wita. Petugas berhasil memadamkan api dalam waktu satu setengah jam.

Hanya beberapa jam kemudian, kebakaran lahan kembali terjadi di wilayah Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan, sekitar pukul 19.30 Wita. Untungnya, api dapat dipadamkan dalam kurun waktu 10 menit meskipun sempat membesar.

Menyikapi hal ini, Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Anton Firmanto, melalui Kasi Humas Polresta Balikpapan, Ipda Sangidun, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Cuaca panas ekstrem membuat kondisi mudah terbakar. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lahan kosong dengan tumpukan barang mudah terbakar, bersihkanlah area tersebut secepatnya," kata Ipda Sangidun.

Ipda Sangidun juga menyebutkan beberapa langkah mitigasi untuk menghindari bahaya kebakaran, terutama di titik rawan kebakaran.

Mulai dari mengamati kemungkinan penyebab kebakaran seperti rumput kering, semak belukar, dan limbah B3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: