Mitologi Putri Petong Diabadikan Jadi Nama Gedung Perpustakaan Baru di Kabupaten Paser

Mitologi Putri Petong Diabadikan Jadi Nama Gedung Perpustakaan Baru di Kabupaten Paser

Pengerjaan gedung baru perpustakaan di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser-(Disway/Awal)-

PASER, NOMORSATUKALTIM - Mitologi Putri Petong diyakini masyarakat Kabupaten Paser sebagai pemimpin pertama Kerajaan Sadurengas. Kini, sosok sang ratu diabadikan menjadi nama gedung perpustakaan baru yang saat ini terus berproses pengerjaan.

Gedung perpustakaan baru ini berada di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser. Desain bangunan terdiri dari dua lantai. "Kita namai gedung itu Ratu Aji Putri Petong," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Kabupaten Paser.

Pemberian nama itu diilakukan oleh DKP Kabupaten Paser sebagai bentuk penghormatan dan mengenang pemimpin pertama Kerajaan Sadurengas. Di sisi lain, pengusulan nama gedung baru perpustakaan juga karena adanya arsip atau berkas penguat.

"Terkait kenapa muncul nama gedung Ratu Putri Petung, karena dokumennya sudah ada," sambung mantan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Paser itu.

Perpustakaan berstandar nasional ini merupakan yang pertama dimiliki Kabupaten Paser setelah hampir 70 tahun menjadi kabupaten sendiri. Untuk pembangunan gedung perpustakaan tersebut, berdasarkan plang proyek di lokasi menghabiskan biaya Rp 9,9 miliar.

Dokumen mengenai Kerajaan Sadurengas maupun Ratu Putri Petong atau secara umum Kabupaten Paser, dikatakan Yusuf kini berada di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta.

Dimana telah diakuisisi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dari Museum Volkenkunde, Belanda yang menyimpan koleksi tentang Indonesia.

DKP saat ini mengupayakan dapat menduplikat arsip yang ada di ANRI untuk dibawa dan dibaca di perpustakaan daerah.

Dengan adanya berkas dalam bentuk duplikasi nantinya memudahkan dan membantu siapapun untuk mengetahui mengenai Kabupaten Paser, khususnya perihal kerajaan pada masa lampau.

Adapun bukti sejarah yang akan diduplikasi atau fotokopi yakni inventaris arsip Borneo Zuid En Oostkust. Dengan nomor 112/23 sebanyak 61 halaman, 112/24 total 60 halaman, 123 ada 40 halaman, 132 hanya 8 halaman, dan 136/17 jumlahnya 25 halaman.

Berdasarkan laman anri.go.id uraian inventaris arsip Borneo Zuid En Oostkust yang diduplikasikan DKP Kabupaten Paser nomor 112/23 yakni laporan kepada residen Borneo mengenai daerah tanah boemboe termasuk kunjungan orang eropa, geografi, perhutanan, pertanian, perdagangan.

Nomor 112/24 dengan uraian laporan kepada residen mengenai daerah koty, Pasir dan Tanah Boemboe. Kemudian 123 berkas berupa laporan daerah kosang dan Tanah Boemboe mengenai sejarah, geografis, statistik yang dibuat oleh Dr Schwaner.

Lanjut nomor 132 perihal surat-menyurat antara Van Devall dengan raja-raja pribumi disertai lampiran surat-surat berbahasa atau bertulis Melayu. Kemudian 136/17 berkas berupa nota mengenai Tanah Boemboe, kontrak VOC dengan Arang Botto. Serta 136/19 berkas mengenai Tanah Boemboe.

"Nanti kami bawa duplikatnya dan dibaca untuk generasi akan datang. Bukan lagi, begini ceritanya yang katanya-katanya," tutup Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: