Anies Soroti Lemahnya Pertahanan Siber RI, Kemenhan Justru Jadi Korban Hacker

Anies Soroti Lemahnya Pertahanan Siber RI, Kemenhan Justru Jadi Korban Hacker

Capres nomor urut 1, Anies Baswedan saat mengungkapkan pendapat dalam Debat Capres ketiga, pada Minggu (7/1/2024) malam.-(Tangkapan layar/ Youtube KPU)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyoroti pertahanan cyber (siber) Indonesia yang lemah selama Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI.

Bahkan, kata Anies, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) justru menjadi korban serangan siber.

"Ironisnya, Kementerian Pertahanan menjadi kementerian yang dibobol oleh hacker pada 2023. Sebuah ironi," kata Anies dalam Debat Capres ketiga, yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2023) malam.

Anies menilai, Kemenhan gagal merespons perkembangan zaman. Serangan siber yang kini menjadi tren, justru gagal diantisipasi oleh pemerintah.

"Rp700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu. Justru digunakan untuk membeli alutsista bekas, di saat tentara kita, lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas,"

Di saat yang sama, kata Anies, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menguasai 340 ribu hektare tanah. Namun data ini dibantah oleh Prabowo.

Tidak hanya itu, bahkan Anies menyinggung soal kondisi food estate yang dinilai telah merusak lingkungan dan tidak memberikan hasil yang baik.

Sementara itu, Anies menilai, pemeritah perlu membangun sistem pertahanan siber yang serius.

"Ini adalah salah satu ancaman non tradisional yang makin hari makin nyata dirasakan di Indonesia. Kita merasakan, keluarga-keluarga kita, HP, komputer menghadapi tantangan hacking," ucap Anies.

Menurutnya, diperlukan satu struktur pertahanan siber yang serius. Tidak cukup sekedar memberikan tugas kepada sekelompok orang.

"Satu, adalah dengan membangun satu sistem yang komprehensif. Yang melibatkan seluruh lembaga, termasuk komponen masyarakat," cetusnya.

Kedua, adalah pengadaan teknologi-teknologi lebih terbaru. "Tapi kuncinya, bukan semata-mata pada teknologinya. Tetapi pada pelibatan semua secara semesta," kata Anies.

Ketiga, lanjut Anies, adalah mekanisme untuk merespon balik, apabila terjadi kondisi serangan.

"Sehingga bisa memiliki kecepatan untuk recover, kecepatan untuk kembali dalam serangan, ketika terjadi serangan-serangan siber itu," lanjutnya.

Intinya, kata Anies, kunci kekuatan pertahanan siber adalah pelibatan pertahanan semesta secara komprehensif, penggunaan teknologi terbaru dan respon cepat terhadap serangan siber.

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu (7/1/2024).

Tema dalam debat ketiga ini adalah pertahanan, keamanan hubungan internasional, globalisasi, geopolitik dan politik luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: