Akademisi Unmul Ini Ungkap Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih di Kaltim

Akademisi Unmul Ini Ungkap Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih di Kaltim

Dosen Fisip Unmul Budiman.-ist.-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Akademisi Fisip Unmul Budiman menanggapi rendahnya partisipasi pemilih di Kaltim. Menurutnya ada beberap faktor yang memengaruhi salah satunya kondisi geografis.

“Dalam segi geografis pemiilih itu tersebar sementara suara sedikit, jarak dari kampung satu ke kampung satu cukup jauh. Itu merupakan kendala tersendiri bagi penyelenggara pemilu atau para kontestan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (22/12/2023).

Tetapi Budiman juga menambahkan kondisi itu bukan sebuah permasalahan yang besar bagi penyelenggara pemilu. Harus ada usaha massif dari penyelenggara dan peserta pemilu untuk menaikkan angka partisipasi pemilih tersebut. Alasan lain katanya para calon kepala daerah masih focus pada pileg dan pilpres sebelum bertarung di Pilkada.

“Saya melihat calon kepala daerah ini masih terpusat fokusnya untuk pilpres dan ada perhitungan ekonominya,” urai Budiman.
 
Karena menurutnya para calon kepala daerah ini masih mempertimbangkan ongkos yang dikeluarkan dalam pileg dan pilpres. Tak hanya itu saja, faktor lainnya adalah penentuan suara kursi di dewan agar bisa menentukan arah dalam pilkada.
 
“Semakin banyak partai yang mengusung semakin murah cost politiknya, karena partai politk itu merupakan jembatan. Jadi salah satu faktor penentuan kepala daerah untuk maju yaitu dilihat dari jumlah kursi partai pengusung.”

Ia pun menyarankan cara menaikkan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada. Institusi penyelenggara pemilu dan para kontestan sedari dini sudah harus berikan pemahaman lewat sosialisasi, terkait pentingya pemilihan kepala daerah.

Menurutnya lagi salah satu kunci naiknya angka partisipasi pemilih didapat dari merangkul para golongan yang kecewa, karena salah satu jagoannya yang tidak mencalonkan diri.

“Ini juga merupakan hal yang sangat penting bagi penyelenggara pemilu dan calon kontestan kepala derah. Karna yang saya lihat rata-rata yang golput itu adalah golongan yang kecewa karena jagoannya itu tidak naik mencalonkan.

Ia menyarankan agar golongan yang kecewa ini dapat dirangkul demi menaikkan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada nanti.

Ini merupakan salah satu faktor dan saya harap mereka (penyelenggara pemilu dan calon kontestan kepala daerah,red) dapat merangkul dan mengakomodir barisan kecewa ini,” pungkasnya. (arf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: