Poktan Sido Makmur di Penajam Siap Panen Padi Dengan Sistem Pompanisasi
meski musim kemarau, petani di PPU masih berupaya menanam padi-Dinas Pertanian PPU-
PENAJAM, NOMORSATUKALTIM - Meski dalam kondisi kemarau panjang, Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur yang berada di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mampu melakukan tanam padi dengan hasil yang memuaskan. Dalam prosesnya, petani menggunakan sistem pompanisasi pertanian untuk pengairan padi mereka. hal tersebut dipaparkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten PPU, Rozihan Asward usai melakukan kunjungannya ke lokasi pertanian Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten PPU belum lama ini.
Kegiatan kunjungan ini sekaligus dalam rangka mengapresiasi dan memotifasi bagi peningkatan produksi dan produktifitas serta peningakatan Luas Tambah Tanam (LTT) tanaman pangan khususnya padi di wilayah PPU.
“Walaupun dalam kondisi kemarau seperti saat ini, namun petani kita yang tergabung dalam Poktan Sido Makmur, Desa Bangun Mulya ini mampu melakukan tanam padi dengan hasil yang baik. Alhamdulillah walaupun hanya dengan cara pompanisasi untuk pengairan sawah mereka, tetapi hasilnya bisa kita saksikan dan insya Allah akan kita gelar panen raya pada pekan depan,” kata Rozihan.
Dikatakannya, penerapan teknologi pertanian terkini melibatkan penggunaan berbagai inovasi dalam segala aspek pertanian. Inovasi di maksud salah satunya adalah penggunaan pompa air atau pompanisasi untuk mengaliri sawah yang ada, salah satunya seperti yang dilakukan Poktani Sido Makmur dengan luas lahan padi lebih kurang 30 ha tersebut.
“Jadi sekalipun situasi saat ini kemarau panjang yang disertai el nino tetapi petani kita yang ada di Desa Bangun Mulya ini masih bisa bertanam padi dan saat ini menjelang panen,” kata Rozihan.
Sementara itu, pengurus Poktan Sido Makmur, Kurdi mengatakan, hamparan sawah untuk saat kemarau ini memang tidak secara keseluruhan digarap, alasannya karena tidak seluruh petani bersedia melakukan tanam di musim kemarau seperti saat ini karena debit air yang berkurang untuk mengairi sawah.
“Memang tidak seluruhnya bersedia. Saat ini yang ada diperkirakan hanya sekitar 30 ha dengan jumlah penggarap sekitar 18 orang petani,” jelasnya.
Diakuinya kendala yang di hadapi para petani saat ini memang tidak begitu besar, hanya saja karena pipa paralon yang masih terbatas serta mahalnya bahan bakar untuk mendukung proses pompanisasi yang ada terkadang masih menjadi persoalan bagi petani.
“Kendala kita dilapangan seperti hama burung pipit pastilah ada. Kemudian kita juga masih keterbatasan tenaga buruh panen karena mesin pemanen padi tidak bisa masuk karena lumpurnya di lahan kami dalam,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh petani lainnya, Solikin, terkait dengan budidaya saat ini sebenarnya hampir tidak mengalami kendala. Karena saat ini tidak ada serangan hama penyakit yang mengakibatkan kegagalan panen. Bahkan dia beranggapan budidaya di musim kering lebih menguntungkan karena hasilnya bisa maksimal diangka 3,5 – 4 ton /ha.
“Selain itu harga gabah kering panen saat ini juga cukup baik mencapai Rp. 7000/kg,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diskominfo penajam paser utara