Peradi Menduga Ada Skenario Jahat di Balik Calon Tunggal Wawali Balikpapan

Peradi Menduga Ada Skenario Jahat di Balik Calon Tunggal Wawali Balikpapan

Ilustrasi kursi kosong wawali Balikpapan-(Disway/ Istimewa)-

Balikpapan, NOMORSATUKALTIM – Peradi Balikpapan menilai, ada skenario jahat dan dugaan transaksional dalam molornya proses pengisian kursi kosong Wakil Wali Kota Balikpapan menjelang penetapan calon.

Mundurnya Budiono dalam bursa calon Wawali Balikpapan, membuat mekanisme pemilihan seolah kembali dari nol atau mengulang dari awal.

Setelah lebih dua tahun Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud ‘menjomblo’ tanpa wakil, publik kembali harus gigit jari.

Mundurnya Budiono, membuat syarat pengisian kekosongan jabatan wawali Balikpapan tak memenuhi persyaratan UU No. 12 Tahun 2008 Pasal 26 Ayat 4.

Artinya, dua nama usulan calon yang dipersyaratkan UU tersebut gagal terpenuhi. Bakal calon wawali Balikpapan kini hanya tersisa Risti Utami Dewi.

"Itu dugaan kita, ada skenario jahat dan transaksional. Karena di penghujung tahapan langsung mengundurkan diri," ungkap Ketua Peradi Balikpapan, Piatur Pangaribuan kepada Disway Kaltim melalui sambungan telepon, Rabu (18/10/2023).

"Jadi benar memang, partai politik sekarang ini mempertontonkan praktek politik yang tidak sehat yang dugaannya transaksional. Budiono kenapa baru sekarang mundur, kenapa tidak dari awal," sambung Piatur.

Piatur menyebut, proses mengisi kursi kosong Wawali Balikpapan terkesan diulur-ulur. Sehingga publik memiliki persepsi negatif tentang politik di Balikpapan.

Ada dugaan mekanisme ini sengaja diulur, agar Rahmad Mas'ud menjadi pemain tunggal. Wali Kota Balikpapan tanpa pendamping, akan membuatnya leluasa menjelang persiapan 2024 mendatang.

"Komunikasi dari teman- teman dewan juga lambat. Jadi persepsi publik agar ini tetap tunggal, biar one man show. Publik merasakan skenario ini," kata Piatur.

"Dugaan agar tetap satu, sehingga nanti menjadi pemain tunggal untuk persiapan 2024. Menjadi leluasa sendiri. Sebenarnya mereka mempermainkan ini," jelasnya.

Menurutnya, secara formal, Rahmad Mas'ud tak dapat disalahkan dengan mandeknya proses pemilihan Wawali Balikpapan.

Rahmad Mas'ud sudah mengirimkan dua usulan nama kepada DPRD Balikpapan untuk digodok di dewan sesuai mekanisme.

Namun, lanjut Piatur, secara politik, Wali Kota Balikpapan diuntungkan dengan masih kosongnya kursi Wawali.

"Kalau diulang kan makan waktu, yang ujung-ujungnya pemain tunggal wali kotanya. Nanti wali kota bilang bukan salahnya. Secara tersurat memang tidak salah wali kota, tetapi secara tersirat wali kota menjadi pemain tunggal tahun 2024. Sebenarnya publik bisa membaca itu," tandasnya.

Sebagai pengingat, proses pemilihan Wakil Wali Kota Balikpapan memasuki tahap penyerahan berkas persyaratan calon. Setelah dua nama, yakni Budiono dan Risti Utami Dewi diusulkan Wali Kota Balikpapan ke DPRD Kota Balikpapan.

Di ujung penetapan calon wawali Balikpapan, secara mengejutkan Budiono mundur dari bursa pencalonan.

Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan memindahkan rekomendasi yang semula kepada Budiono ke Risti Utami.

Surat perpindahan rekomendasi DPP PDI Perjuangan dikirim ke Wali Kota Balikpapan dan ditembuskan ke DPRD Balikpapan.

"Jadi, saya bukan mundur dari pencalonan wawali. Tapi itu rekomendasi dari DPP PDIP. Saya kan petugas partai. Jadi, nurut saja apa kata partai," ujar Budiono, beberapa waktu lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: