Suara Para Caleg Muda di Pemilu 2024, Ingin Jadi Anggota Dewan Yang Berfikir, Bukan Cuma Mengurus Pokir

Suara Para Caleg Muda di Pemilu 2024, Ingin Jadi Anggota Dewan Yang Berfikir, Bukan Cuma Mengurus Pokir

Ilustrasi kampanye.--

nomorsatukaltim – Musim kampanye para calon legislatif segera dimulai termasuk caleg pendatang baru. Bermodalkan idealisme, para caleg baru ini akan berhadapan dengan calon incumbent. Termasuk pula caleg lain yang memiliki modal besar. Lantas, bagaimana cara mereka menyiasatinya?

 

Sadikin, salah satu caleg muda dari Golkar di antaranya. Ia akan bertarung menjadi caleg DPRD Samarinda dari dapil 1 (Samarinda Ilir, Samarinda Kota dan Sambutan). Berhadapan dengan banyaknya kandidat incumbent dan memiliki modal besar, dirinya tetap yakin bisa meraup suara. Keyakinan itu bukan tanpa dasar. Pria kelahiran 33 tahun ini mengaku sudah melakukan investasi sebelum dirinya mencalonkan diri.

“Saya ini dimulai dari bawah, dari akar rumput, pernah hidup di jalanan jadi tahu bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan,” tuturnya.


Sadikin, caleg muda Golkar saat sosialisasi dengan warga.-Istimewa.-

Investasi sosial. Begitu ia menyebutnya. Dirinya terjun ke dunia politik bukan secara tiba-tiba, namun melalui proses panjang. Ia pernah terlibat di forum anak Samarinda yang berada di bawah naungan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Samarinda.

Perjalanan itu sempat mengantarkannya menjadi anggota komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kaltim.

 

Bahkan ia pernah terlibat mengadvokasi para tukang sapu jalanan di Samarinda beberapa tahun lalu agar mendapatkan haknya. Tapi karena mencalonkan diri sebagai caleg, ia harus rela menanggalkan jabatannya saat ini.

Misinya sederhana. Bisa menjembatani masyarakat mendapat akses pendidikan dan kesehatan, termasuk pula memperjuangkan hak pekerja kebersihan.  

“Saya ini menjalani semua proses itu, mulai dari bawah. Jadi tahu benar apa yang sebenarnya menjadi keluhan dari masyarakat,” cetusnya.

 

Hal senada juga diutarakan Aldila Rianda Tassa. Ia caleg DPRD Paser dari dapil IV. Aldi, sapaannya, mengaku sebelum terjun ke politik dirinya juga melalui serangkaian proses. Mulai dari menjadi tukang antar air mineral dingin Budi Satrio, anggota DPR RI dapil Kaltim sampai bertemu dengan kelompok tani di desa-desa.

 

Berangkat dari situ, mantan Ketua PW PII Kaltim itu akhirnya sering mendengar apa yang menjadi keluhan para warga desa dan kelompok tani tersebut. Hingga akhirnya ia positif terjun menjadi caleg dan membentuk relawan sendiri.


Aldi (kemeja abu-abu) caleg muda Gerindra ketika mendengar keluhan warga desa.-Istimewa.-

Ketika disinggung mengenai keberadaan caleg instan, yang hanya bermodalkan uang tanpa gagasan, pria 33 tahun itu mengaku tidak khawatir.

 

“Saya banyak turun ke lapangan dan berikan pemahaman ke para relawan, bahwa kami membawa visi dan narasi untuk kemajuan daerah,” tegasnya.

 

Misalnya, ia sering sampaikan bahwa masyarakat di dapilnya harus dibuatkan wadah untuk rembuk untuk membicarakan apa yang dibutuhkan oleh desa mereka. Termasuk memetakan potensi desa mereka. Setelah itu barulah tugas anggota dewan untuk menyampaikan aspirasi itu kepada pemerintah agar bisa direalisasikan.  

 

“Sehingga kampanye saya ini bukan untuk kepentingan orang per orang, tapi untuk kemajuan desa itu sendiri, itu gagasan saya.”

 

Satu yang juga menjadi kritikan bapak dua anak inu terhadap para caleg yang hanya bermodalkan uang tanpa gagasan. Ia menyebut jika caleg ini terpilih, besar kemungkinan hanya akan berusaha untuk mendapatkan untung pribadi melalui aspirasi atau pokok pikiran (pokir) semata.

“Saya inginnya jadi (anggota,red) dewan yang pemikir, bukan yang cuma ngurusi pokir,” katanya berseloroh.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: