BMKG: Musim Hujan di Kaltim Mulai Awal November

BMKG: Musim Hujan di Kaltim Mulai Awal November

Ilustrasi hujan-(Disway/ Istimewa)-

Balikpapan, NOMORSATUKALTIM – Fenomena El Nino masih akan berlangsung hingga awal tahun depan. Meski begitu, transisi El Nino, sudah mulai terjadi di pertengahan Oktober ini.

Hujan kategori lokal turun dengan kapasitas ringan, pendek dan belum merata. Hal ini disampaikan Kepala Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto.

Dijelaskannya, baru di awal November hingga pertengahan November, diperkirakan akan turun hujan dengan intensitas sedang dan deras. Berdurasi pendek dan masih dalam kategori hujan lokal.

"Kalau prakiraan El Nino masih berlangsung hingga awal tahun, tapi dampak yang signifikan itu sampai di awal November untuk Kaltim," kata Kukuh, Kamis (12/10/2023).

Prakiraan BMKG, transisi untuk masuk di musim penghujan, jika hujan turun lebih dari 50 mm per sepuluh hari. Dengan intensitas tinggi.

"Kaltim sebenarnya di September sudah beberapa (turun hujan), terutama Mahakam Hulu, Berau timur bagian barat. Itukan sudah mulai hujan," katanya.

Sementara untuk musim hujan di Kaltim bagian timur diprediksi baru datang pada awal November mendatang.

"Yang bagian timur memang rata-rata nanti di awal November. Seperti Berau bagian selatan dan timur, Kutai Timur bagian timur, Bontang, Samarinda, Kutai Kartanegara bagian timur, Balikpapan, PPU, Paser itu dominan nanti awal November hingga pertengahan," sambungnya.

Kukuh Ribudiyanto mengingatkan, masyarakat juga perlu mewaspadai saat memasuki musim penghujan. Hujan akan dibarengi angin kencang, puting beliung hingga sambaran petir.

"Perlu diwaspadai ciri ciri transisi adalah ada potensi angin kencang, puting beliung, sambaran petir. Kalau mulai ada hujan yang waktunya siang atau sore hari," ungkapnya.

El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.

Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.

Perubahan suhu ini menyebabkan pergeseran angin dan arus laut, yang mengubah pola cuaca secara global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: