AI Mulai Digunakan untuk Berita Palsu

AI Mulai Digunakan untuk Berita Palsu

Waspada berita palsu.--Getty Image

NOMORSATUKALTIM – Chatbot AI mulai digunakan untuk menghasilkan berita hoax atau palsu, yang dipublish di media online. Dengan harapan menarik pendapatan iklan dari pengguna web yang tersesat.

Para ahli telah memperingatkan bahwa content farming yang dihasilkan AI akan segera menjadi ladzim. Dengan ketersediaan luas dari alat seperti ChatGPT dari OpenAI, kini membuat peringatan itu menjadi kenyataan.

NewsGuard, organisasi yang menilai kepercayaan situs berita, menyoroti masalah ini dalam laporan terbaru yang mengidentifikasi 49 situs yang dinilai nyaris sepenuhnya ditulis perangkat lunak kecerdasan buatan.

NewsGuard melaporkan, situs web ini, yang seringkali gagal mengungkapkan kepemilikan atau kontrol, menghasilkan sejumlah besar konten terkait pelbagai topik, termasuk politik, kesehatan, hiburan, keuangan, dan teknologi.

“Beberapa menerbitkan ratusan artikel setiap hari. Beberapa konten diisi dengan narasi palsu. Hampir sleuruh konten menampilkan bahasa yang hambar dan frasa berulang, yang menjadi ciri-ciri kecerdasan buatan,” beber NewsGuard.

Situs-situs yang diidentifikasi organisasi tersebut sering memiliki nama-nama yang generik, semisal Biz Breaking News dan Market News Reports. Situs itu penuh iklan programatik yang dibeli dan dijual secara otomatis.

“Mereka menulis artikel berita dan memuat penulis dengan nama yang generik atau palsu. Sebagian besar konten seperti ringkasan dari situs terkenal seperti CNN,” tulis NewsGuard.

"Kebanyakan situs itu tidak menyebarkan informasi yang salah," imbuh NewsGuard. Namun beberapa menerbitkan kebohongan yang jelas. Misalnya, sebuah pertanian konten bernama CelebritiesDeaths memposting cerita yang mengklaim bahwa Joe Biden telah meninggal.

Cerita tentang Biden ini mungkin sempat memperdaya pembaca, meski segera terungkap sebagai berita palsu. Paragraf kedua berisi pesan kesalahan dari chatbot yang diminta untuk membuat teks dan jelas disalin dan dipasang ke situs web tanpa pengawasan.

"Tidak etis untuk membuat berita palsu tentang kematian seseorang, terutama seseorang yang begitu terkenal seperti Presiden,” ingat NewsGuard.

NewsGuard juga melaporkan bahwa mereka menggunakan kesalahan seperti itu untuk menemukan semua situs dalam laporannya.

Profesor asosiasi ilmu data yang telah menulis tentang berita palsu, Noah Giansiracusa mengatakan kepada Bloomberg bahwa para pembuat situs semacam itu sedang bereksperimen untuk menemukan apa yang efektif dan akan terus menciptakan pertanian konten. Alasannya biaya produksi murah. "Itu skema yang dibayar rendah. Tapi setidaknya itu tidak gratis," papar Giansiracusa kepada Bloomberg. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: newsguard