Publik Bertanya, Siapa Mampu Lawan PT Fahreza?

Publik Bertanya, Siapa Mampu Lawan PT Fahreza?

Pengerukan untuk proyek DAS Ampal yang diprotes warga. -Adhi-Disway Kaltim

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Publik mulai bertanya-tanya, siapa yang mampu melawan PT Fahreza Duta Perkasa. Seperti namanya, perusahaan yang berkantor di Jakarta ini benar-benar perkasa.

Meski baru perdana menggarap proyek di Balikpapan, tapi sistem kerja PT Fahreza terbilang semaunya.  Tak mendengar instruksi yang diberikan konsultan MK Yodya Karya dan Dinas PU Balikpapan.

Padahal, hirarki pekerjaaan pemerintah dalam hal ini Proyek DAS Ampal MT Haryoni, PT Fahreza berada paling bawah. Di atasnya ada Konsultan MK, paling pucuk ada Dinas PU Balikpapan sebagai pemberi Kerja atau owner.

Namun, PT Fahreza tetap menabrak etika struktural itu. Bekerja di luar kendali konsultan pengawas dan dinas pemberi kerja. Tak ada arahan yang didengar dan tak ada larangan yang tak dilanggarnya.

“Pembangunan memang bagus tapi kalau hasilnya jalanan rusak, macet, ujan juga tetap banjir,  untuk apa gunanya. Saya baca di media dan medos ramai yang protes soal proyek DAS Ampal ini. Kok bisa ya kontraktor begini dipilih Pemkot,” sungut Andi, warga Balikpapan Tengah, Minggu (1/10/2023).

Ia mengaku tak menolak pembangunan, tapi kalau hasilnya justru menganggu kenyamanan warga, lebih baik dihentikan. Andi heran sejak molornya jalanan yang ditutup sampai saat ini proyek DAS Ampal selalu menimbulkan masalah. “Galian dimana-mana, jalan lingkungan di Wika rusak, sekarang depan Telkom macet banget. Parah, Mas,” ujarnya.

Tak heran, pengawas MK Yodya Karya menganalogikan PT Fahreza laiknya mafia, berurusan dengannya bikin naik darah. "Darah tinggi terus menghadapi PT Fahreza. Orang-orang FDP itu mulai dirut, project manager, site manager tidak profesional dalam bekerja. Sistem kerja mereka seperti mafia. Belum tuntas pindah pindah," kata Ima panggilan akrabnya, beberapa waktu lalu.

Bandelnya kontraktor PT Fahreza juga bikin mantan anggota Parlemen Balikpapan, Syukri Wahid tak habis pikir. Ia menyebut fenomena kontraktor seperti Fahreza ini sesuatu yang langka. Belum pernah terjadi di Balikpapan.

Syukri menyebut, kejadian semacam ini menjadi sejarah buruk dalam penanganan proyek pemerintah. Dinas PU Balikpapan kehilangan wibawanya sebagai pemilik dan pengendali proyek. "Harusnya diintervensi, pemerintah turun. Karena biar bagaimanapun itu proyek Dinas PU," ucap Syukri Wahid.

Sistem kerja DAS Ampal yang dikelola PT Fahreza turut membuat Wakil Ketua Komisi III, Padlianoor bingung. Ia mempertanyakan sehebat apa PT Fahreza, sampai punya kemampuan membantah instruksi konsultan Yodya Karya dan Dinas PU Balikpapan.

"Kita juga bingung dasar hukum mereka itu apa, sekuat apa. Kok tetap melanggar kesepakatan. Dilarang menggali (Inhutani) tetap menggali, makanya saya bingung," ujar Fadlian Noor.

Kontroversi PT Fahreza Duta Perkasa dalam menangani proyek fantastis DAS Ampal senilai Rp 136 miliar membuat publik mempertanyakan peran Pemerintah Kota. Wali Kota Rahmad Mas’ud dinilai banyak pihak abai atas gejolak yang ditimbulkan PT Fahreza.

Sebagai pengingat, di awal tender PT Fahreza mengalahkan dua BUMN raksasa yang menggarap proyek IKN. Saat itu sejumlah elemen masyarakat menilai dimenangkannya kontraktor Fahreza sangat janggal.  Berikutnya di awal pekerjaan DAS Ampal, PT Fahreza beraktivitas di area Global Sport, melakukan pengurukan dan peninggian jalan berupa pengecoran beton. Masih ada pekerjaan lanjutan seperti pengaspalan, perbaikan median jalan dan trotoar yang tak dikerjakan.

PT Fahreza lalu memindahkan alat beratnya menuju kawasan simpang lampu merah Beller, menuju simpang lampu merah BDS. Melakukan pengerukan sepanjang kawasan itu.

Belum usai melakukan penutupan beton drainase dan finishing elevasi jalan, alat berat PT Fahreza kembali difokuskan menggaruk drainase depan Telkom. Membuat kubangan panjang. Merusak utilitas jaringan. Merobohkan PJU. Tiang listrik besar miring, hampir roboh. Merusak pagar pembatas Telkom. Area parkir Telkom retak dan longsor.

Tak sampai disitu, PT Fahreza kembali mengerahkan alat beratnya di kawasan Inhutani. Kembali melakukan pengerukan di depan Perumahan Citra City. Membuat kemacetan panjang

Beroperasinya pekerjaan PT Fahreza di Inhutani, mengakibatkan kemacetan panjang pengendara yang melintas. Penyebabnya, akses jalan simpang lampu merah Beller menuju simpang lampu merah BDS ditutup total. Jalur Inhutani lalu dibuat menjadi dua jalur.

Space pengendara juga harus berbagi dengan alat berat yang sedang bekerja, mengeruk jalur drainase.

Yang menjadi pertanyaan, dari semua aktivitas pekerjaan itu, PT Fahreza lepas kendali. Semua kawasan yang dikerjakan tersebut bukanlah instruksi dan arahan Dinas PU ataupun konsultan MK Yodya Karya.

Selain itu Proses penanganan DAS Ampal Yang dikerjakan PT Fahreza penuh dengan rapot merah.

Perusahaan itu dilaporkan ke polisi lantaran merusak akses jalan masuk warga dan tak ada ganti rugi akan hal itu. PT Fahreza juga dilaporkan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia ke KPK.

Warga lingkungan RT 15 Perumahan Wika juga melakukan somasi, kesepakatan PT Fahreza dan warga soal perbaikan jalan lingkungan tak kunjung ditepati. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway kaltim