Anggaran Pertanian Tahun 2024 Naik, DPR Ingatkan El Nino

Anggaran Pertanian Tahun 2024 Naik, DPR Ingatkan El Nino

Nomorsatukaltim.com - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PPP, Asep Ahmad Maoshul Affandy meminta pemerintah memperhatikan sejumlah hal dalam menentukan anggaran di bidang pertanian. Antara lain, antisipasi El Nino yang berdampak penurunan produksi pangan.

"Kami mengapresiasi pemerintah dengan peningkatan Anggaran Ketahanan Pangan tahun 2024 sebesar Rp 108,8 triliun atau naik 7,8% dari tahun 2023. Namun, kami meminta pemerintah fokus pada antisipasi El Nino yang akan dihadapi 2024 yang bisa berdampak penurunan produksi pangan," ujar Asep dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (19/8/2023).

Asep mengatakan, mengacu data dan rilis media El Nino menjadi ancaman luar biasa terhadap produksi pertanian. Karenanya, untuk mengantispasi itu pemerintah harus mengkaji peruntukan anggaran pertanian yang naik.

"Yang menjadi pertanyaan apakah anggaran tersebut mampu mengatasi tantangan bidang pangan yang lebih besar," ujarnya.

Ia mengatakan kondisi sektor pangan di Indonesia masih menghadapi pelbagai tantangan. Hasil produksi pangan dinilai belum optimal. Hal ini antara lain karena keterbatasan sarana prasarana produksi, alih fungsi lahan, serta keterbatasan jumlah dan kapasitas SDM.

Selain itu, produksi pangan juga terpengaruh oleh gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), dampak perubahan iklim (DPI), berbagai penyakit, dan juga masalah lainnya.

"Pemerintah harus mampu memitigasi dan mengantisipasi risiko pangan, utamanya dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup, terjangkau, aman dan bergizi. Apalagi tahun ini kita menghadapi fenomena El-Nino dan kekeringan yang berdampak pada produksi pertanian dan pasokan pangan bagi masyarakat,” ingatnya.  

“Impor pangan hanya menjadi solusi sementara, mengingat Negara-negara produsen pangan seperti india, Vietnam, dan Thailand terindikasi menahan ekspor pangannya," paparnya.

Jika hal ini tidak segera diantisipasi, tidak hanya pasokan pangan nasional yang terganggu, tetapi harga pangan juga dapat mengalami peningkatan terutama pada komoditas yang menyumbang inflasi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: