Dukung Kinerja KKKS Melalui Teknologi EOR

Dukung Kinerja KKKS Melalui Teknologi EOR

BALIKPAPAN – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SKK Migas) memastikan akan medukung kinerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di wilayah Kalimantan Sulawesi (Kalsul), khususnya untuk memanfaatkan teknologi Enchanced Oil Recovery (EOR). Teknologi tersebut akan membantu memaksimalkan produksi pada sumur-sumur tua yang masih memiliki potensi yang besar terhadap capaian target lifting migas pada 2022. Kepala SKK Migas Perwakilan Kalsul Azhari Idris menyebut seluruh KKKS di wilayah kerja Kalsul, seperti Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PKHT) dan Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), telah berkomitmen untuk meningkatkan produksinya, setelah mendapatkan insentif fiskal yang telah disetujui pemerintah. “PHM, PHKT dan PHSS menambah rencana pengeboran sumur-sumur migas yang baru. Jadi ada eksporasi dan pengembangan, yang paling dominan itu pengembangan. Harapan kita tahun ini akan memberikan prospek yang cukup bagus dengan kita melakukan ekspolaris yang banyak di tahun ini,” ujar Azhari, ditemui nomorsatukaltim.com - Disway Kaltim di Katta Coffe, Balikpapan, Rabu, 2 Februari 2022. Adapun bentuk program pengembangan itu yakni memanfaatkan cadangan pada sumur-sumur tua yang masih beroperasi maupun yang tidak beroperasi dengan nilai investasi yang terukur. “Ada banyak sumur-sumur yang sudah dioperasikan sejak 1960-1970. Apalagi di daerah Sanga Sanga, bahkan sebelum Indonesia merdeka sudah ada sumur minyak di situ,” katanya. Menurutnya, pengembangan sumur-sumur minyak dan gas bumi di wilayah khususnya Kalimantan akan dimaksimalkan. Sebab seperti diketahui, bahwa Kalimantan memang memiliki banyak sumur yang masih bisa dimaksimalkan, jumlahnya terbanyak setelah Sumatera khususnya di Wilayah Kerja Rokan yang mencapai ratusan sumur. “Ada sekitar 190 sumur, dan kita lihat ada beberapa sumur pengembangan. Jadi ini ekspektasinya besar. PHM, PHKT dan PHSS dengan insentif yang baru akan melakungan pengeboran. Jadi ada harapan yang besar di tahun 2022,” terangnya. Banyak sumur-sumur tua yang sudah dianggap tidak sesuai keekonomian pada masanya, kemudian ditinggalkan. Namun dengan adanya teknologi seperti EOR, maka sumur-sumur tadi bisa saja masih memiliki cadangan yang bisa dimaksimalkan untuk kembali dioperasikan dan disesuai dengan keekonomian. “Tentu yang sedang gencar kita lakukan adalah (penerapan) EOR. Bagaimana EOR itu bisa lebih efektif di lapangan-lapangan lama, yang mungkin pressure-nya sudah mulai berkurang,” ungkapnya. Dengan teknologi EOR, yakni memberikan tekanan terhadap sumur-sumur dengan bahan kimia tambahan, bakal memberikan dorongan untuk menaikkan minyak maupun gas bumi ke permukaan. Selain itu, Azhari juga membuka kemungkinan partisipasi pemerintah daerah untuk mengelola asetnya yang berupa sumur-sumur migasnya sendiri. Tentu dibantu dengan Pertamina. “Bisa saja bila pemerintah daerah (melalui Perusda) bisa saja kerja sama dengan Pertamina,” katanya. Dari kaca mata perusahaan besar dan profesional seperti Pertamina, ada kecenderungan melihat kemungkinan mengoperasikan sumur tua, dari sudut pandang keekonomian. Namun berbeda bila pemerintah daerah melalui Perusda atau BUMD yang berniat untuk mengelola sumur-sumur tersebut. “Walaupun sedikit, tapi masih bisa dikelola dengan perusahaan kecil, masih punya nilai ekonomi yang besar. Kalau memang ada yang tertarik, itu bisa dibicarakan dengan Pertamina,” katanya. Azhari menilai, inisiatif dari seluruh stakeholder termasuk pemerintah daerah sangat diperlukan. Potensi untuk memaksimalkan pemenuhan target produksi masih sangat terbuka untuk dikerjakan. Ia berharap pemerintah di daerah bisa mengambil kesempatan itu. Lantaran pemenuhan target lifting migas merupakan hal yang penting, terutama di masa-masa seperti saat ini. Di mana fluktuasi harga minyak dunia sedang melambung karena beberapa faktor, dan bisa menjadi kesempatan untuk menggenjot produksi dalam negeri. “Jadi (bila) bisa diambil berapa ratus barel, itupun dihitung sebagai penambahan produksi,” imbuhnya. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: