Masih Ada Tak Percaya Vaksin di Kutim dan Paser

Masih Ada Tak Percaya Vaksin di Kutim dan Paser

Di tengah gencarnya vaksinasi, rupanya masih ada masyarakat yang tak percaya manfaatnya. Sementara, vaksinasi kini jadi indikator baru penentuan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

nomorsatukaltim.com- Di Kutai Timur (Kutim) khususnya masyarakat di pelosok kecamatan, masih ada yang tak percaya vaksin. Hal ini yang menyebabkan capaian vaksinasi tertahan pada angka 41 persen. Padahal Pemkab Kutim berupaya untuk mengejar capaian hingga 50 persen.

Untuk urusan penularan kasus COVID-19, Kutim sudah sangat jauh menurun. Kini jumlah warga yang dinyatakan positif sisa 32 orang saja. Tapi status PPKM di Kutim masih level 3. Karena serapan vaksinasi yang masih rendah. Penyebabnya masih adanya masyarakat yang tak percaya terhadap vaksin. Hal ini jadi perhatian serius Tim Satgas COVID-19 Kutim. Tim satgas tingkat kecamatan pun diminta rajin bersosialisasi. Mengajak masyarakat untuk mau divaksin demi tercapainya kekebalan tubuh. “Kami akan berusaha sekuat mungkin. Baik itu pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, bekerja sama untuk sosialisasi vaksin di masyarakat,” ucap Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang. Sebab, jika penyadaran terhadap masyarakat tidak dilakukan, maka capaian vaksinasi tidak berubah. Sementara Tim Satgas berupaya keras untuk dapat menembus target 50 persen. Agar status PPKM dapat turun. “Itu yang kita kejar sebenarnya. Agar segala aktivitas bisa kembali normal. Caranya dengan menurunkan status PPKM ini,” imbuhnya. Kasmidi pun merasa bingung, sebab masih ada orang yang percaya cerita bohong pasca vaksin. Padahal saat ini orang-orang justru berebut agar bisa divaksin. Maka perlu ada edukasi lebih kepada warga, khususnya yang ada di pelosok kecamatan. “Kendala klasik sebenarnya. Sebab masih percaya berita hoaks terkait dampak ikutan pasca vaksin. Jadi mereka takut untuk divaksin,” tuturnya. Sasarannya kini fokus pada wilayah kecamatan. Mereka pun diminta untuk melaporkan tiap perkembangan proses vaksinasi ke tim satgas kabupaten. Desa atau kampung yang perlu diedukasi terkait pentingnya vaksin juga akan dipetakan. “Jika nanti perlu ada bantuan dari kabupaten maka akan disiapkan. Intinya bagaimana vaksinasi bisa tembus target,” tandasnya. Sama halnya di Kabupaten Paser. Setelah sempat turun ke level 2, kini Bumi Daya Taka naik ke PPKM level 3. Itu diketahui melalui Instruksi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Nomor 54 tahun 2021 yang dikeluarkan pada 18 Oktober. Kabupaten Paser, Berau, Kutai Barat, Kutai Timur, Penajam Paser Utara dan Kota Bontang, berstatus PPKM level 3. "Kembali ke level tiga. Ada beberapa kriteria, seperti vaksinasi, zona (status) dan kasus terkonfirmasi positif yang meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, dr I Dewa Made Sudarsana, kepada Harian Disway Kaltim, Jumat (22/10). Ia menyebutkan, cakupan vaksinasi berpengaruh besar dengan status PPKM level 3 Kabupaten Paser. Diketahui berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim per 18 Oktober 2021, dosis pertama di angka 33,08 persen, dan dosis kedua masih 19,06 persen.  "Karena minimal ada di angka 40 persen," sebut Dewa, biasa disapa. Meski saat itu instruksi Kemendagri dikeluarkan, jumlah kasus terkonfirmasi terpapar virus asal Wuhan, Tiongkok, hanya 10 jiwa. Di mana 2 orang di antaranya dirawat di rumah sakit rujukan, sisanya isolasi mandiri. "Walaupun secara kasus Kabupaten Paser termasuk rendah," urainya. Dikatakannya, dasar dikeluarkannya dan kembali diberlakukan PPKM level 3 di Bumi Daya Taka, melihat cakupan vaksinasi dosis dua. Perihal vaksin tak jadi soal. Hanya saja, saat awal-awal pelaksanaan vaksinasi, cakupannya sudah sangat rendah. "Jauh (rendah) sekali hasil cakupan vaksinasi Paser. Disadari bersama, vaksinasi ini menjadi tolak ukur yang sangat penting untuk dicapai," bebernya. Guna cepat kembali turun level 2 atau bahkan 1, ia meminta semua pihak dapat bekerja sama. Di antaranya masyarakat, lintas sektoral, dan swasta. "Ini juga sudah koordinasi dengan perusahaan untuk membantu vaksinasi," tandas Dewa. Warga yang tak ber-KTP Paser, dan melakukan penyuntikan vaksin di Bumi Daya Taka, tetap tercatat atau masuk dalam cakupan vaksinasi Kabupaten Paser, bukan daerah asal sesuai identitas. (bct/asa/fdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: