Oknum Satgas COVID-19 Paser Diduga Aniaya Warga, Videonya Viral di Media Sosial
Paser, nomorsatukaltim.com – Masyarakat Kabupaten Paser dibuat kaget dengan video yang beredar pada aplikasi WhatsApp. Video berdurasi 2.54 menit itu memperlihatkan oknum Satuan tugas (Satgas) COVID-19 melakukan penganiayaan kepada seorang warga.
Masih dalam video, tepatnya pada detik kelima, terlihat oknum petugas melayangkan pukulan. Kemudian berlanjut digiring untuk dilakukan swab antigen. Diketahui video itu diabadikan saat Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Paser melaksanakan operasi yustisi dan swab antigen acak di Kawasan Siring Kandilo, Rabu (18/8/2021) malam lalu. Perkembangan terbaru, peristiwa itu dialami pria berinisial AS (21) sekira pukul 22.00 Wita. AS dilempari kursi, ditampar dan giginya patah diduga karena terkena tendangan sepatu. Dari penuturan paman korban, Ardian, saat itu AS melintas di lokasi operasi yustisi, dan hanya pengin memarkir motornya lebih dulu usai mengantar buah-buahan. Ia menegaskan tak ada niatan untuk menerobos atau melarikan diri dari razia. “Dalih yang dipakai kawan-kawan tim yustisi ini keponakan kami menerobos blokade. Padahal tidak ada niatnya, sudah mau parkir, tapikan harus cari parkiran dulu sambil mengikuti kendaraan di depannya. Ternyata belum sampai parkir sudah dilempar kursi,” tutur paman korban saat dikonfirmasi via seluler, Kamis (19/8/2021). Dilempar dengan kursi, AS pun rebah. “Belum sempat dikasih bangun dan ngomong apa-apa, sudah dihajar. Ditendang sepatu, motor lecet, gigi patah,” kesahnya. Dari video yang beredar sangat banyak petugas, ia tidak mengetahui siapa dan instansi mana yang melakukan penganiayaan. “Kami tak berani menyimpulkan siapa, tapi yang jelas petugas yustisi,” ucapnya. Lanjutnya, saat AS hendak dibawa ke tempat pengambilan swab antigen yang berada di seberang jalan, kembali ponakannya dianiaya.“Pas digiring untuk swab, ada salah satu oknum menanyakan bagaimana keadaanmu, keponakanku menjawab, nggak papa pak, lecet-lecet saja. Ya sudah ditampar lagi sama. Apa maksudnya seperti itu, betul-betul dijadikan bulan-bulanan, apa mau dijadikan pelampiasan. Kami tak paham indikasinya kawan-kawan (Satgas) ini,” ungkapnya. Ia tak terima jika keponakannya berusaha menerobos. Motor yang digunakan speedometer 40 MPH. Diketahui AS bekerja sebagai penjual buah-buahan di mobil. Saat itu membawa pulang kembali buah-buah yang belum laku terjual, karena jam tutup pukul 22.00 Wita. “Begitu kembali ke siring ada kegiatan operasi yustisi, lewatlah disitu. Kalau ponakan kami mau menghindar ada persimpangan sebelum lokasi kejadian, tapi dia tetap terus. Ini yang dipakai motor butut, paling tinggi larinya (kecepatan) 40,” ucapnya. Merasa keberatan dengan insiden yang dialami, ia pun menemani ponakannya melaporkan kejadian itu di Polres Paser, Kamis (19/8/2021) Usai memberikan keterangan di ruang Reskrim Polres Paser. Dirinya pun pulang, selang beberapa waktu kemudian mendapatkan panggilan untuk kembali ke Polres Paser. “Setelah itu sekira jam 1 siang, dipanggil lagi ke polres dan diantar ke rumah sakit untuk visum,” ujarnya. Untuk langkah selanjutnya, ia mengatakan bakal musyawarahkan kembali dengan keluarga. Namun yang jelas ia tak terima atas insiden dialami ponakannya. “Intinya kami tidak terima,” tegasnya. (asa/zul)View this post on Instagram
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: