Berita Pra Porprov: PCI Balikpapan Tak Libur, hingga KONI Mahulu Perlu Anggaran
CRICKET masih menjadi cabang olahraga (cabor) unggulan Balikpapan. Apalagi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim 2018 lalu di Kutai Timur sukses keluar sebagai juara umum.
Kesuksesan itu tentu menuntut mereka berada di level yang sama pada Porprov Kaltim 2022. Yang harus ditunjukkan terlebih dahulu di Pra Porprov tahun ini (belum dijadwalkan).
Belum lama ini, lima atlet dan 1 pelatih Balikpapan masuk dalam kontingen Kaltim yang berlaga di Kartini Cup di Bali, 4-13 April lalu. Yang sayangnya, mereka tak mendapat apa-apa.
Kelima atlet Balikpapan tersebut dinilai oleh Ketua Pengkot Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Balikpapan Bun Yamin. Menampilkan performa di bawah harapan. Evaluasi pun dilakukan. Latihan intensif tetap akan digelar, pun di Ramadan kali ini. Paling tidak, untuk sekadar menjaga kebugaran atlet jelang Pra Porprov.
"Masih butuh latihan ekstra lagi. Termasuk di bulan puasa ini. Setidaknya, para atlet tetap menjaga sentuhan bermainnya,” kata Bun Yamin.
-
Tak Ada Uang, Tak Ada Prestasi
KONI Mahulu bersikap realistis di Pra Porprov tahun ini. Yang tentu bakal terkorelasi dengan Porprov Kaltim di Berau tahun depan. Pasalnya hingga saat ini, mereka belum bisa menggelar persiapan intensif karena terbentur anggaran.
Diketahui, KONI Mahulu menaungi 27 cabor yang bisa ambil serta di Pra Porprov tahun ini. Mereka mengajukan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar tahun ini pada Pemkab Mahulu. Namun belum juga mendapat kepastian apakah dana hibah sebesar itu bisa didapat atau tidak.
Sehingga praktis, proses persiapan jelang Pra Porprov pun dilakukan sebisanya. Paling tidak, hanya mentok di latihan rutin saja. Untuk peningkatan fasilitas dan pengadaan alat latihan, serta menyertakan atlet mengikuti berbagai kejuaraan tak bisa dilakukan karena terbentur masalah anggara.
KONI Mahulu pun menyerahkan sepenuhnya pada pemkab. Jika pemkab ingin mengangkat harkat daerah lewat olahraga, maka pemenuhan anggaran punya peran vital.
“Untuk target (perolehan) medali, saya belum bisa bicara. Baik itu pra maupun porprov. Utama adalah pra porprov. Kalau anggaran tidak ada, bagaimana bisa meningkatkan prestasi,” tutur Ketua KONI Mahulu, Benediktus Wisdiadi.
“Berdasarkan pengalaman yang ada saat KONI Mahulu mengikuti porprov VI di Kutai Timur pada 2018 lalu, menghabiskan anggaran sebesar Rp 4 miliar. Nah pada 2022 di Berau, jelas beda lagi anggarannya.”
“Jika tak ada kesanggupan pemkab dalam menopang dana sejak Pra Porprov hingga ke Porprov, maka KONI tidak berani menarget apapun,” pungkasnya. (fdl/imy/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: