Air Bersih Masuk Program Prioritas Basri Rase-Najirah
Bontang, nomorsatukaltim.com - Rencana pemanfaatan air permukaan masuk dalam program prioritas Basri Rase dan Najirah. Keduanya pun mulai merancang strategi untuk menerapkan.
Ada beberapa sasaran yang bakal dilakukan Basri Rase dan Najirah. Diantaranya soal pemenuhan air bersih. Setelah itu penanggulangan dampak pandemi, kemudian pemenuhan pendidikan yang unggul dan merata. Lalu pertumbuhan ekonomi lokal, perbaikan kawasan perkotaan hingga pelayanan dasar. Sasaran ini disusun dari janji-janji Basri Rase saat pemilu lalu. Nantinya seluruh usulan itu akan dituangkan dalam bentuk program kerja di tiap dinas. Dokumen induk ini disampaikan dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) tahun 2022 mendatang. Untuk tahun ini program unggulan Basri Rase- Najirah belum bisa berjalan. APBD 2021 sudah ditetapkan akhir tahun lalu. Kepala daerah terpilih hanya melanjutkan program yang disusun pemerintahan sebelumnya. Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan (Bapelitbang) Amirudin menjelaskan, salah satu prioritas dari kepala daerah terpilih yaitu air bersih. "3 opsi air bersih akan dikaji untuk pemenuhan air di Bontang," ujar Amirudin. Ketiga opsi itu pemanfaatan waduk di Marang Kayu, Kolam eks tambang, dan Bendungan di Suka Rahmat. Untuk waduk di Marang Kayu, Pemkot Bontang akan kerja sama dengan Pemprov Kaltim, dan Pemkab Kukar. Air dari waduk Marang Kayu mula-mula akan dialiri melalui pipa milik Perumda Kutai Kartanegara dulu untuk sampai di perbatasan Bontang - Kukar. Setelah di perbatasan, di wilayah desa Santan Ilir) lalu diteruskan ke jalur pipa milik Perumda Tirta Taman di Bontang Lestari. "Tapi prosesnya ini akan memakan waktu bertahun-tahun. Karena penggenangan itu tak sebentar dan harus bertahap," katanya. Sedangkan pemanfaatan air dari kolam tambang PT Indominco Mandiri sedang dikaji. Analisis kualitas dan kontinyuitas air dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Timur. "Ada juga dari komisi air dan Indominco Mandiri," katanya. Selain pemeriksaan kualitas air. Pemanfaatan air kolam bekas tambang juga mempertimbangkan Amdal dan perizinannya. "Kita juga mau tahu kolam air itu harusnya direklamasi kah atau memang bisa dimanfaatkan. Apalagi di situ masuk kawasan hutan TNK," ungkapnya. Untuk progresnya tahun ini ditarget seluruh kajian feasibility studies rampung. Tahun depan sisa penganggaran saja untuk pembiayaan proyek pipanisasi air yang paling efisien dan efektif. "Kita belum tahu mana yang terbaik. Makanya tahun ini dihitung dulu," pungkasnya. (wal/boy)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: