Rencana Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Loktuan, Nursalam: Hati-Hati Pak Basri!
BONTANG, nomorsatukaltim.com – Pernyataan Wali Kota Bontang terpilih, Basri Rase yang memberi lampu hijau penggunaan Pelabuhan Loktuan untuk bongkar muat batu bara disentil anggota dewan. Bekas koleganya, Nursalam, mengingatkan supaya mawas diri.
Melalui tulisan berjudul “Jangan Sampai Tiga Kali”, bekas wartawan itu meminta Basri Rase mengikuti kebijakan pendahulunya. "Jangankan tanda tangan, berkasnya di meja saya saja saya nggak mau lihat," tulis politisi Golkar itu menirukan ucapan Neni Moerniaeni. Baca juga: Ribut-Ribut Pelabuhan Lok Tuan Bontang Berpolemik, Basri Setuju, Neni Menolak Salam sepakat alasan penolakan itu lantaran bersinggungan dengan persoalan dampak lingkungan yang bakal terjadi. “Sekadar mengingatkan, Pemkot Bontang pada tahun 2017 dan 2018, mengalami kekalahan dalam sengketa perdata dengan warga di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Samarinda,” tulis Salam. Sengketa dimaksud adalah rencana pembangunan megaproyek pabrik NPK Cluster di lokasi Pupuk Kaltim. Atas rekomendasi Dinas Lingkungan Hidup, wali kota mengeluarkan izin lokasi yang kemudian ditentang warga. Sebanyak 43 warga Loktuan yang dimotori Miswanto menggugat Pemkot ke PTUN. Alhasil, PTUN Samarinda mengabulkan permohonan Miswanto dkk dengan membatalkan izin yang dikeluarkan Wali Kota Bontang saat itu. Kekalahan kedua, dalam kasus dualisme kepengurusan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Bontang. Ketua Kwarcab pimpinan Supriyanto menggugat surat ketetapan (SK) Wali Kota yang menetapkan Artahnan Saidi (mantan Sekda) sebagai ketua Kwarcab Bontang. Hasilnya, lagi lagi pemkot Kalah. SK Wali Kota dibatalkan PTUN. Boleh jadi pengalaman "pahit" itu yang melatari Neni Moerniaeni tak ingin gegabah mengizinkan pelabuhan Loktuan menjadi terminal penumpukan batu bara, karena jika dipaksakan, bukan tidak mungkin warga akan melakukan perlawanan ke PTUN sebagaimana yang telah dilakukan Miswanto dan Supriyono. “Berpikirlah wahai pengambil kebijakan, jangan sampai dipermalukan tiga kali di PTUN,” tulisnya. “Keledai saja tidak mau jatuh dua kali dalam lubang yang sama.” “Sebagai sahabat pula, maka saya juga berkewajiban mengingatkan wali kota terpilih saudara Basri Rase,” imbuh Salam yang membatasi akun Facebook-nya. Ia mengingatkan wali kota untuk “berpikir cerdas, bahwa rencana pemanfaatan pelabuhan Loktuan sebagai terminal penumpukan batu bara, pasti menjadi perhatian banyak pihak untuk ikut menikmati dengan segala bentuk kepentingannya,” ucap Salam. Jika kemudian kehadiran proyek tersebut menimbulkan persoalan yang menimbulkan penolakan dari warga, maka persoalan tersebut akan menjadi konsumsi publik, terbuka lebar dan berkembang menjadi bola liar yang sulit dikontrol, jika tidak segera disikapi secara benar. Jangan sampai ada kesan mengandalkan kekuasaan dan uang untuk menyelesaikan persoalan ini, karena hanya akan menambah persoalan baru. “Terlebih ada rumor berkembang di masyarakat, konon ada ratusan juta, bahkan miliaran rupiah akan digelontorkan oleh oknum-oknum tertentu demi mendapatkan izin dari pemkot. Semoga saja rumor ini tidak benar,” pungkasnya. Namun peringatan keras itu belum mendapat respons Basri Rase. Terlihat akun Facebooknya dinonaktifkan. Bagaimana Pak Basri? (wal/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: