Tingkatkan Kesejahteraan dengan Kemudahan Bekerja

Tingkatkan Kesejahteraan dengan Kemudahan Bekerja

Petani cukup berperan penting terhadap ketahanan pangan di suatu daerah. Tentunya, petani perlu mendapatkan dukungan, dari berbagai pihak. Apalagi, saat ini jarang ada yang ingin menekuni pekerjaan tersebut, lain halnya dengan Ilyas.

BERTANI, merupakan tradisi turun-temurun dari orang tua Ilyas. Cukup banyak hal yang sudah dialaminya saat menekuni pekerjaan ini. Ilyas, merupakan salah satu petani di Seramut, RT 21, Kelurahan Sambaliung. Meski, petani berperan dalam hal ketahanan pangan, tak jarang dipandang sebelah mata. Perhatian dan uluran tangan pemerintah, maupun swasta sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejateraan petani. Ilyas, sosok sederhana dan ulet yang saat juga menjadi ketua RT 21 ini mengungkapkan, lahan yang dikelolanya kurang lebih 20-25 hektare. Ia tidak sendiri, namun bersama dengan kelompok tani. “Ada sekitar 26 orang di kelompok tani yang ikut menggarap lahan ini,” ungkap Ilyas memulai ceritanya kepada Disway Berau. Dalam perjalanannya sebagai petani, Dia dan teman-temannya kerap menemukan kendala. Mulai dari serangan hama hingga keterbatasan alat. Terutama saat panen padi. Tak ada alat yang memudahkan dirinya untuk bekerja. Seperti, alat pemisah gabah dengan batang padi. “Jadi kami harus banting itu batang padi supaya gabahnya lepas dari batang dan daun. Berat sekali,” tutur Ilyas. Proses melepaskan gabah padi itu membutuhkan waktu yang lama. Tidak kurang dari seminggu, sehingga membuat petani terkendala. Namun, saat ini semua sudah berubah. Pihaknya mendapat bantuan dari PT Berau Coal berupa 2 unit mesin perontok padi, yang dapat digunakan bersama dengan rekan-rekan di kelompok tani. Dengan adanya bantuan dari PT Berau Coal itu, pihaknya merasa sangat beruntung. Alat tersebut dinilai mampu meringankan kerja petani. Jika sebelum adanya alat tersebut, petani yang biasanya membanting batang padi agar gabah bisa terlepas dari batang dan daunnya, tapi dengan bantuan mesin ini, tentu mendukung efisiensi waktu dan tenaga. “Sekarang, dalam sekali panen, kami bisa mengantongi rupiah hingga Rp 15 juta per hektare,” tutur Ilyas dengan tersenyum. Lanjutnya, selama ini bantuan yang diberikan PT Berau Coal cukup banyak, terutama untuk warga di wilayahnya. Mulai dari bantuan pembuatan sumur bor, toilet untuk keperluan MCK di rumah-rumah warga, hingga alat pengubah gabah menjadi beras untuk mendukung pertanian. Dengan banyaknya bantuan itu, dirinya mewakili kelompok tani sangat merasa bahagia. Ilyas juga mengucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan dari PT Berau Coal. “Ini sangat bisa membantu meringankan pekerjaan para petani,” katanya. Dirinya berharap, agar bantuan yang diberikan tidak terputus. Sehingga, PT Berau Coal bisa turut serta meningkatkan kesejahteraan petani. Sementara itu, General Manager Corporate Social Responsibility (CSR) PT Berau Coal, Horas Parsaulian Pardede mengatakan, bantuan yang diberikan adalah bagian dari salah satu program pilar ekonomi penguatan kelompok tani, khususnya pertanian dengan metode tadah hujan. Dikatakannya, program ini juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian Berau. salah satu fokus dalam program ini adalah ketersediaan pasar atas hasil pertanian Berau. Lanjutnya, setiap program yang dimiliki akan berakhir di dua tujuan. Yang pertama adalah tenaga kerja yang siap pakai, dan menciptakan lapangan kerja. “Jadi kami berkomitmen untuk senantiasa melakukan penampingan kepada petani agar bisa meningkatkan ekonomi petani,” tandasnya. *app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: