DOB Samarinda Seberang Butuh Proses Panjang

DOB Samarinda Seberang Butuh Proses Panjang

DOB Samarinda Seberang masih butuh waktu. (Michael/DiswayKaltim)

Samarinda, DiswayKaltim.com - Wacana Daerah Otonomi Baru (DOB) Samarinda Seberang kembali bergulir. Terlebih paska ibu kota negara ditetapkan di Kaltim.

Pengamat kebijakan publik DB Paranoan menegaskan Samarinda Seberang punya potensi dimekarkan menjadi DOB. Meski pun masih banyak kekurangan.

Diantaranya jumlah kecamatan belum mencukupi. Saat ini baru tiga kecamatan terbentuk. Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang dan Palaran.

"Kalau menurut saya Samarinda Seberang memang perlu otonomi. Perlu, karena nanti akan jadi kota penghubung dengan ibu kota negara," terang Paranoan.

Dari sisi geografis, Samarinda Seberang masih memiliki lahan yang luas produktif. Diantaranya Sanga-Sanga sampai Loa Janan Ilir yang berbatasan dengan Kukar.

Memang kata dia wacana ini rawan berbau politis. Terlebih mendekati momentum pilkada 2020. Meski demikian hal itu justru jadi momentum. Bagi dia.

"Pasti ada. Cuma politik ini kan bagaimana memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sepanjang itu tujuannya kenapa harus dilarang," tegas guru besar Fisip Unmul ini.

Saat ini fasilitas kesehatan, pendidikan bahkan perdagangan hingga jasa sudah ada di Samarinda Seberang. Paranoan menyebut terdapat rumah sakit yakni IA Moeis.

Bidang pendidikan ada empat universitas. Yaitu IAIN, UMKT, Politeknik Negeri, dan Universitas Nahdatul Ulama (UNU). Ada pula  SMA Melati. Dibidang jasa terdapat pergudangan di daerah Palaran. Venue olahraga pun tersedia. Yakni Stadion Palaran.

Edy Kurniawan, tokoh masyarakat Samarinda Seberang punya pandangan. Wacana DOB sudah digaungkan sejak 2014. 2015-2016 senyap. 2017-2018 kembali digaungkan oleh masyarakat. Edy menambahkan proses menjadi DOB masih panjang. Diantaranya butuh waktu untuk penuhi infrastruktur. Disamping itu konsolidasi juga wajib dilakukan.

"Ada perhatian tapi tidak serius. Wajar jika ada keinginan dari masyarakat untuk itu," tegas dia.

Potensi pemasukkan bisa didapat dari perdagangan di pergudangan.

"Karena batu bara sedikit. Seberang ini akan jadi kita perdagangan dan jasa,"tutup Edy. (mic/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: