Ibu Kota Baru Butuh Transportasi Massal, Menhub: Kombinasi Kereta dan Bus Tanpa Awak
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam FGD di Gedung Serbaguna Angkasa Pura I Balikpapan, Kamis (19/9/2019). (Fey/diswaykaltim.com) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Kalimantan Timur sebagai daerah lokasi ibu kota baru dituntut memiliki moda transportasi massal. Tentu saja jika tidak ingin mengulang kepadatan lalu lintas seperti Jakarta. Ibu kota masa depan juga harus memiliki konektivitas bagus dengan daerah. Potensi ini coba digali dalam focuss group discussion (FGD) Kementerian Perhubungan di Balikpapan, Kamis (19/9/2019) sore. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan menginisiasi kota berkelanjutan dengan menggunakan angkutan massal. Bukan kendaraan pribadi. Angkutan massal itu juga harus ramah lingkungan. “Angkutan massal yang ramah lingkungan ini harus dikemas dengan suatu ide,” ucapnya usai membuka FGD di hadapan sejumlah stakeholder dan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Kalimantan Timur. Salah satu angkutan massal yang dipilih adalah kereta. Alasannya karena ramah lingkungan, kapasitas besar, dan akurasi waktu cepat. “Kombinasi kereta dan bus, tanpa awak bernama autonomus. Berjalan tanpa rel. Bisa di jalan raya, jembatan, dan lainnya,” ulasnya. Autonomous tidak menggunakan rel menjadi kelebihan tersendiri. Sebab jika harus menggunakan rel, kata dia, akan memakan investasi yang sangat besar. Untuk satu meter saja bisa mencapai Rp 200-400 miliar. Tanpa menggunakan rel maka mampu menekan harga. “Tapi ini teknologi baru, sementara bisa menggunakan bus gandeng. Ketika teknologi (autonomous) mumpuni, baru digunakan. Tapi basis penyiapan infrastruktur dasarnya autonomus,” terang Menhub. Dengan FGD ini harapannya dapat menghasilkan gagasan-gagasan inovasi baru yang menginspirasi. Karena keberadaan IKN akan membuat kota lain untuk bangkit dengan suatu pemikiran yang jauh ke depan. “Dari FGD masukan dan saran yang positif akan dibawa ke FGD selanjutnya. Mulai dari pembangunan berkelanjutan memperhatikan alam akan menjadi konsen. Kemudian memperhatikan pengembangan pada daerah existing agar tidak menimbulkan kesenjangan dengan IKN di masa mendatang,” tambahnya. Menanggapi transportasi massal Isran Noor menyambut positif. Bahkan Ia menyetujui dan menyebut perlu adanya bus dan kereta khusus kawasan IKN. “Bisa dengan membatasi kepemilikan kendaraan pribadi, semua bisa diatur agar tidak kumuh,” tandasnya. Terkait usulan autonomous, Isran juga sependapat. Terlebih konsep itu ramah lingkungan. “Intinya titik pusat pemerintahan atau core goverment akan dibuat konektivitas dengan berbagai moda transportasi massal,” ujar Isran Noor. (k/fey/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: