Gading Seno

Gading Seno

Petruk lantas meyakinkan Poncowolo. “Itu, Bethara Krisna yang titisan Dewa Wishnu, dulu juga kawin lari,” ujar Petruk.

Saat bicara begitu Krisna diam-diam ada di belakangnya. Petruk tidak menyadari kehadiran Krisna. Petruk terus nerocos. “Krisna itu kan istrinya tiga. Tiga-tiganya hasil curian,” ujar Petruk. “Ayo, saya bantu mencuri Pergiwati,” tambahnya. Ia pun membalik badan, mau berangkat ke desa Madukara, tempat Arjuna memingit Pergiwati.

Dari lakon ini saya baru tahu kisah pertama Antasena bertemu ayahnya, Bimasena. Antasena adalah anak Bimasena dari istri yang anak Dewa ular. Karena itu kulit Antasena bersisik.

Dunia wayang seperti menggambarkan zaman ketika dunia masih di awal perkembangan manusia. Ada perkawinan antara ular dan manusia, kera dan manusia, kuda dan manusia.

Semua jenis makhluk hidup bersama. Saling bantu dan saling bunuh. Ada kera baik, ada manusia jahat.
Semua itu dibawakan Seno dengan humor dan spontanitas yang selera tinggi.

Memang, zaman modern bisa merusak. Akibat tuntutan pasar yang sering muncul adegan Bagong. Itulah adegan paling lucu. Dan Seno punya ”suara Bagong” yang disukai. Akibatnya, wayang Seno seperti dikuasai Bagong.
Menonton wayang Seno tidak bosan. Adegannya sering tidak bisa ditebak. Tidak seperti wayang lama. Yang sebelum nonton pun kita sudah tahu: tokoh siapa yang akan keluar pertama, kedua sampai di akhir lakon.
Lebih dari itu.

Dalang Seno Nugroho adalah “marketer of the year”.
Semua pertunjukan mati di zaman Covid ini. Tapi Seno justru berjaya.
Semua pertandingan olahraga bubar –di Indonesia. Tapi Seno bisa dapat order show 26 kali sebulan selama Covid –sebelum ia meninggal dunia.
Order itu sebenarnya 30 sebulan. Tapi Seno perlu istirahat. Ia kosongkan empat hari untuk tarik napas.

Cara lama pentas wayang begini:
Anda order show. Biasanya harus datang sendiri ke rumah dalang. Disepakati tanggalnya. Seno lantas mengadakan show di tempat Anda. Di halaman rumah Anda. Atau di lapangan. Di pinggir jalan. Atau di gedung.
Seno membawa semua gamelan, wayang satu peti, peralatan panggung, para penyanyi (sinden), para musisi (penabuh gamelan), dan pengeras suara. Menata semua itu perlu satu hari tersendiri.

Pertunjukan itu satu malam suntuk. Sampai jam 05.00 pagi.
Biayanya: sekitar Rp 150 juta.
Cara baru di saat Covid:
Anda order lewat aplikasi.
Tanggal disepakati. Anda diberi link dan password. Untuk nonton di handphone Anda. Atau di smart TV Anda di rumah.
Seno mendalang di rumahnya sendiri di Jogja. Selama 2 jam.
Biayanya: Rp 10 juta.

Kalau Anda menginginkan penyanyi favorit Anda biayanya tambah Rp 500 ribu. Kalau mau tambah 2 sinden Rp 1 juta.

Masih boleh minta tambahan apa saja. Ada tarifnya sendiri.
Pertunjukan itu bisa diikuti siapa saja lewat live streaming.
Seno masih bisa dapat tambahan uang: dari saweran. Yang ingin menyawer bisa menggunakan aplikasi. Nama penyawer muncul di teks yang berjalan di layar. Juga nilai sawerannya. Ada yang menyawer Rp 1 juta. Ada juga yang Rp 100.000. Tapi banyak sekali.

Penonton juga bisa kirim komentar. Yang bunyinya juga muncul di layar.
Seru sekali.
Saya tidak menyangka pergelaran wayang kulit bisa dibuat begitu modern oleh Seno Nugroho.
Dan umurnya tidak panjang.
Seno sebenarnya sudah men-streaming-kan penampilannya sejak 5 tahun lalu. Terutama kalau order show itu di tempat yang link telekomunikasinya memungkinkan.

Karena itu begitu Covid tiba, Seno sudah tidak perlu belajar lagi. Teknologi streaming sudah ia kuasai.

Awalnya bukan untuk siap-siap ada Covid. Tapi agar bisa dimasukkan ke YouTube. Dan memang sejak masuk YouTube popularitasnya kian berkibar. Pula dapat menghasilkan tambahan dari YouTube-nya yang laris.
Ketika Covid datang, Seno sepi. “Semua order batal,” ujar Gunawan Widagdo, admin Seno Nugroho.

Itu hanya sebulan. Seno lantas berpikir untuk tetap eksis. Seniman tidak bisa berhenti berkreasi. Seperti juga Kirun.
Seno juga memikirkan tim-nya yang begitu besar. Yang semuanya menganggur. Maka ia mengajak tim untuk show di rumahnya saja. Disiarkan secara streaming.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: