Jangan Sekadar Belajar, tetapi Bertumbuhlah

Jangan Sekadar Belajar, tetapi Bertumbuhlah

OLEH: ARIEF ADHIKSANA*

Sudah jamak diketahui bahwa untuk memperoleh kesuksesan pada hidup, seseorang perlu memiliki sejumlah pengetahuan tertentu. Dan satu-satunya cara mendapatkan pengetahuan adalah dengan belajar. Tidak ada pilihan lain. Sampai saat ini, itulah pilihannya. Belum ada yang lain.

Bentuk belajar itu luas. Setiap orang bisa memilih salah satunya atau salah duanya. Ada yang memilih belajar dari buku-buku, ada yang dari media online, ada yang datang ke mentor atau seorang caoch. Itu semua pilihan dalam proses belajar. Sebagai seorang akademisi yang akrab dengan dunia pembelajaran, izinkan saya untuk berbagi informasi tentang filosofi belajar. Saya tidak akan bicara bagaimana belajar yang smart atau efektif pada tulisan ini. Tetapi saya ingin membahas dengan yang lebih filosofis lagi. Dan itu terkait tujuan pembelajaran itu sendiri. Ini penting sekali. Sebagian orang bersedia mengerahkan sumber daya yang dimiliki: baik itu waktu, tenaga maupun uang. Untuk belajar suatu pengetahuan. Dengan tujuan tertentu. Ada yang bertujuan memenuhi kualifikasi lowongan kerja ataupun karir yang baru. Sebagian lagi ada yang tujuan belajarnya untuk menyelesaikan problem-problem yang saat ini dihadapi. Semisal mengatasi anak yang tantrum, mengatasi bisnis yang mandek hingga mengatasi pasangan yang selingkuh. Semuanya bisa diselesaikan. Asal mau belajar. Begitu kira-kira yang dipahami. Tetapi tidak sedikit yang ikut pelatihan atau training. Hanya karena diperintah oleh instansinya. Sehingga bisa ditebak target belajarnya hanyalah selembar sertifikat. Tapi benarkah tujuan belajar hanya sampai di sana? Inilah yang mengusik saya. Apakah memang pengetahuan itu sekadar tools yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan hidup manusia? Tidak adakah manfaat belajar yang lebih bermakna lagi? Apakah memang seperti itu tujuan kita belajar? Pertanyaan-pertanyaan di atas penting untuk dijawab. Agar lelahnya proses belajar yang dilalui itu menjadi lebih bernilai dari sekadar selembar sertifikat. Sayangnya, kebanyakan orang melihat proses pembelajaran hanya sebatas transfer knowledge. Inilah kebanyakan problem yang kita alami dan temui dalam realitas. Ada banyak orang yang sudah mengikuti banyak pelatihan, kursus, bahkan pendidikan formal di kampus. Tetapi tidak benar-benar mencapai outcame yang diinginkan. Biaya sudah habis. Ditambah waktu yang “terbuang”. Tetapi hasil tetap tidak maksimal. Katakanlah anDa sedang belajar public speaking. Anda sangat ingin belajar bagaimana berbicara di depan umum dengan baik dan mengagumkan. Maka Anda putuskan mencari pelatihan public speaking di internet dan segera mendaftarnya. Setelah sampai waktu yang ditentukan, Anda pun berhasil mengikuti pelatihan tersebut hingga tuntas. Anda puas dan merasa telah melakukan pembelajaran, maka tujuan pembelajaran tercapai. Tapi benarkah demikian? Apakah Anda benar-benar akhirnya menjadi public speaker? Atau akhirnya Anda kembali menjadi orang biasa yang sekadar memiliki pengetahuaan tentang public speaking? Contoh di atas adalah ilustrasi sederhana bagaimana kita “gagal” bertumbuh meski sudah belajar. Ternyata belajar saja belumlah cukup. Karena pada hakikatnya tujuan dari semua pembelajaran adalah menjadikan kita manusia yang sesungguhnya. Menjadikan kita manusia paripurna. Makhluk yang memang layak untuk dipilih Tuhan menjadi penguasa di planet bumi. Bukan sekadar mendapat pengetahuan semata. Oleh karena itu, kita perlu membedakan antara belajar untuk “sekadar tahu” dengan belajar untuk bertumbuh. Bertumbuh itu bermakna bahwa pengetahuan yang baru kita pelajari telah menjadikan kita pribadi yang berkarakter lebih baik lagi. Bukan sekadar berpengetahuan yang lebih baik. Kata kuncinya ada di perubahan pribadi. Gagal memahami tentang konsep bertumbuh sebagai tujuan belajar inilah yang menyebabkan seseorang yang telah belajar tahunan tetapi tetap tidak mampu naik ke level kehidupan berikutnya. Jika kita sudah mengetahui problemnya adalah mis-konsepsi tentang tujuan belajar, maka apa yang harus dilakukan agar proses pembelajaran itu bisa maksimal capaiannya, supaya kita mulai bisa segera bertumbuh? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka saya akan mengutip penjelasan sederhana yang disampaikan oleh James Clear dalam bukunya Atomic Habits. Beliau menulis, untuk mencapai sebuah perubahan besar dari pribadi kita (baca: bertumbuh), maka kita perlu bergerak dari lingkaran paling dalam: identitas. James memberikan ilustrasi sederhana tentang konsep bertumbuh dengan tiga lingkaran yang tersusun dari dalam-keluar. Lingkaran paling luar dan paling besar disebut dengan outcome atau capaian-capain. Lingkaran yang lebih dalam disebut dengan proses dan lingkaran yang paling dalam disebut dengan identitas. Ketiga lingkaran ini melambangkan orientasi seseorang untuk bertumbuh. Menurut James, kebanyakan dari kita hanya fokus pada lingkaran outcome maupun proses. Fokus pada outcame itu bagus. Kita akan berpeluang besar untuk mencapainya. Karena memiliki visi yang jelas. Berfokus pada proses itu lebih bagus lagi. Sebab Anda akan terus melakukan perbaikan-perbaikan, disiplin, dan tidak khawatir dengan kegagalan yang ditemui. Tapi ada yang lebih baik lagi: berfokus pada identitas. Sebagai contoh. Penjelasan dari pentingnya identitas adalah soal keinginan sebagian dari kita untuk berhenti merokok. Saat Anda digoda berupa tawaran rokok dari rekan Anda, maka mereka yang fokus pada outcome atau proses akan mengatakan, “Maaf saya sedang berhenti merokok.” Tetapi mereka yang fokus pada identitas akan mengatakan, “Maaf saya bukan perokok.” Bedanya sungguh terlihat jelas. Jika Anda fokus pada outcome, maka perasaan Anda akan bergerak naik turun tidak karuan saat gagal mencapainya. Jika Anda fokus pada proses, maka Anda harus menjaga pola kebiasaan. Harus disiplin. Hal itu sama sulitnya. Karena hidup tidak dapat diprediksi. Tetapi jika Anda fokus pada perubahan identitas, maka semua akan berjalan sebagaiaman mestinya. Semua akan lebih mudah dihadapi. Karena Anda sudah bertumbuh. Jadi, jangan sekadar rajin belajar. Tetapi bertumbuhllah dari waktu ke waktu. Itu adalah tujuan yang paling utama dalam proses belajar. Bukan nilai. Bukan ijazah. Apalagi sertifikat training. Dan itu semua dimulai dari menetapkan apa identitas individu kita. Selamat bertumbuh. (*Direkur Beruang Madu Institute)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: