Bontang Jangan Hanya Harapkan Investasi untuk Kurangi Pengangguran
Bontang, nomorsatukaltim.com - Konsep pembangunan Bontang harusnya diubah. Tak bisa lagi sepenuhnya bergantung dengan investasi. Toh sejak berdiri, pengangguran terus tinggi. Bahkan paling tinggi se-Kaltim.
Dari data BPS Kaltim memang Bontang kota industri yang paling tinggi penganggurannya. Padahal pemerintah getol kampanyekan industri solusi serap tenaga kerja.
Tapi faktanya justru berbading terbalik. Dosen Ilmu Pembangunan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman, Dr Sri Murlianti menyarankan supaya konsep mengatasi masalah pengangguran diubah.
Diubahnya ya tak lagi bergantung besar dari industri maupun investasi padat modal. Tapi lebih condong ke ekonomi kreatif.
"Bontang bisa jadi pusat kuliner pesisir, misalnya," kata Dr Sri kepada Disway saat dikonfirmasi.
Dari catatan Disway Kaltim, investasi di Bontang memang cukup masif digaungkan. Sejak 2015 investasi memang menggeliat. Sebut saja PLTU 2x100 Megawatt yang ada di Teluk Kadere, ujung pesisir Bontang Selatan sana.
Serapan tenaga kerjanya memang banyak. Tapi hanya sementara. Hanya saat pekerjaan konstruksi saja. Setelah jadi. Ya menganggur lagi. Atau kembali jadi nelayan lagi walaupun lingkungan laut sudah terjamah sisa-sisa pengerukan untuk membuat lajur kapal.
Sekarang yang lagi ramai juga pabrik olahan crude palm oil (CPO). Yang dulunya digadang-gadang menyerap puluhan ribu tenaga kerja.
Pelaku ekonomi kreatif, Muhammad Fadlan kecewa dengan pemerintah. Pemerintah masih berasumsi investasi menjadi solusi ketenagakejaan. Padahal faktanya tak demikian. Datanya pun membantah soal itu. Tapi pemerintah seolah tutup telinga.
Ekonomi kreatif bukan hanya soal olahan kuliner atau sesuatu yang dikemas jadi buah tangan. Banyak ekonomi kreatif yang potensinya bisa dikembangkan di Bontang. Mulai dari advertising, perfilman, teknologi informasi, dan banyak lagi.
"Andai saja ada rumah kreasi khusus untuk ekonomi kreatif pasti mudah," ungkapnya.
Muhammad Fadhil penggiat konten kreator juga sependapat. Pangsa pasar di Bontang tinggi, toh masuk 5 besar pengguna internet tertinggi se-Indonesia.
Tapi pemerintah bicaranya masih seperti era orde baru. Masih bahas soal tenaga kerja ya harus bekerja di pabrik. Padahal sudah banyak bukti pasar digital dari industri kreatif laku dijual.
"Ini yang kami sayangkan, wadah untuk berkreasi kita di Bontang masih minim. Wajar saja yang hebat-hebat memilih tinggal di pulau Jawa," ungkapnya. (wal/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: