Biaya Pendaftaran Calon Wali Kota Rp 25 Juta, PDIP : Ini Dana Gotong Royong
Edi Kurniawan (tengah) saat mengambil formulir pendaftaran calon walikota Samarinda. (Bayong/DiswayKaltim)
Samarinda, DiswayKaltim.com - Empat orang telah mengambil formulir calon kepala daerah di DPC PDIP Samarinda. Rp 87,5 juta telah terkumpul. Selama empat hari. Sejak pendaftaran dibuka 2 September lalu.
Diantara yang mengambil formulir adalah Apri Gunawan, Meiliana, Ridwan Tassa dan Edi Kurniawan. Cuma Edi yang berstatus kader partai. Dia pun kader pertama yang mengambil formulir.
Ketua panitia penjaringan Ahmad Sofyan membeber masa pengambilan formulir adalah 2 hingga 10 September. 11 hingga 17 September adalah pengembalian berkas. Pada 18 hingga 20 September berkas akan diserahkan ke DPD PDIP Kaltim untuk diverifikasi.
"Setelah itu diteruskan ke DPP untuk ditindaklanjuti. Nanti akan turun rekomendasi siapa yang direstui sebagai calon wali kota dan wawali dri PDIP," beber Sofyan, Kamis (5/8/2019).
Kemudian 28 September nama-nama yang lolos verifikasi berkas mengikuti sekolah calon kepala daerah yang diadakan oleh DPP.
Namun politik tidak gratis. Panitia mematok biaya pendaftaran Rp 25 juta. Acuannya peraturan partai 24/2017 tentang penjaringan bakal calon kepala daerah. Disebutkan setiap DPC berhak menentukan sendiri nominalnya.
"Namanya dana gotong royong, itu sudah ditetapkan sama DPC," sebutnya.
Tapi nominalnya pun dibedakan. Angka tersebut hanya berlaku bagi non kader. Sedangkan kader hanya setengahnya atau sekitar Rp 12,5 juta. Total terkumpul hingga kini adalah Rp 87,5 juta.
Sofyan membantah uang tersebut disamakan sebagai mahar politik. Justru gunanya untuk keperluan administrasi hingga persiapan poling publik bagi kandidat. Ya, nantinya partai akan membuka poling melalui media sosial.
Nama-nama kandidat yang sudah mendaftar akan ditampilkan. Poling juga menjadi bahan untuk mengetahui elektabilitas calon.
"Sudah saatnya hal yang berkaitan dengan gerak politik partai diinformasikan ke publik. Makanya kami adakan poling," tutup Sofyan.
Sementara itu Edi Kurniawan mengaku ikut membayar sesuai ketentuan.
"Biaya ini tanda keseriusan. Ya, hitung-hitung sumbangan untuk partai," ujarnya.
Ia mengaku tidak ingin karir politiknya meredup paska tidak lagi terpilih sebagai anggota DPRD Kaltim. Edi mengaku masih ingin berbuat untuk Kota Tepian melalui politik.
"Niat saya ingin perbaiki Samarinda," tutup Edi. (boy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: