Mufakat Kanjeng Sinuhun (6): Nada Ancaman

Mufakat Kanjeng Sinuhun (6): Nada Ancaman

Wuih, wuih… makin gemukan sekarang ya, cocok susunya ini,” kata Romi berkelakar.

Memang Abe orang yang mudah akrab dengan siapa saja. Pembawaannya santai dan selalu riang. Tak pernah menunjukkan kesusahaan. Seolah hidupnya tidak pernah mengalami persoalan.

“Iya nih, kapan datang? Tumben-tumben ngajak nongki, bro..hehehe”.

“Baru kemarin be, langsung ku kontak dirimu sama Henry”—kemudian Romi memanggil pelayan kafe dan mempersilakan Abe untuk pesan menu. “Saya pesan long black saja ya, sama air mineral..” pinta Abe.

Romi dan Abe pun mulai bercerita. Romi mendapat tugas dari lembaga non pemerintah tempat dia bekerja. LSM Terang Benderang. Mereka melihat pemberitaan di media online terkait adanya indikasi kasus korupsi penggelembungan dana.

LSM Terang Benderang memang konsen dalam pengungkapan kasus-kasus korupsi dan sejenisnya itu. Kantornya di pusat kota Negeri Antahberantah. Pencetusnya adalah Mr Bobot— ia terkenal vokal dalam membongkar skandal keuangan khususnya yang melibatkan pemerintah.

Nah, kebetulan Romi berasal dari Kota Ulin. Jadi, tugas itu dilimpahkan kepadanya. Romi juga mengenal medan dan banyak kenalan di Kota Ulin.

“Oh begitu. Memang kemarin Henry yang angkat isu itu,” kata Abe. “Lha, kemana dia ini”. Mereka baru menyadari Henry belum juga tiba di lokasi. “Padahal tadi pagi sudah saya kabari. Dia bilang, ‘iya’,” jawab Romi.

Sudah satu jam ditunggu Henry belum juga terlihat batang hidungnya. “Biasanya Henry enggak pernah telat kok,” kata Abe. “Mungkin sibuk kali ya”.

Jam menunjukkan pukul 11.15. Henry mulai tiba di lokasi yang dijanjikan itu. Motor bebeknya di parkir pas di depan Kafe Tengah. Bergegas mendatangai Romi dan Abe yang tengah asyik berdiskusi. Kedua teman Romi tampak lebih banyak diam. Tapi menyimak setiap obrolan mereka.

“Maaf ya, kebablasan tidur tadi,” sapa Henry. Kemudian menyalami satu-per satu. “Enggak apa-apa bro, kamu yang ditunggu ini,” seloroh Abe.

Kehadiran Henry membuat perbincangan kian seru. Apalagi Henry memahami lebih banyak soal informasi proyek Perluasan Lahan Pertanian 1.000 hektare tersebut. Ia juga bercerita, kemungkinan Sinuhun Usrif dan Ucok terlibat. Karena berdasarkan penelusuran yang ia terima, keduanya sering disebut-sebut oleh beberapa sumber Henry.

“Sinuhun Usrif?!” tanya Romi.

“Iya, kenapa?”.

 “Aku kenal ini, dia senior ku. Ya, senior mu juga kan?” .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: