Tugas Pemuda Masa Kini

Tugas Pemuda Masa Kini

OLEH: NAJAR RUDDIN NUR R

Pemuda masa kini bukan lagi memperjuangkan kemerdekaan. Seyogianya pemuda hari ini memberikan karya untuk kemerdekaan. Kemerdekaan sudah terjadi dan dirasakan dengan setiap era yang berbeda. Ada yang menangis melihat negeri ini. Bahkan menjerit kesusahan mencari nafkah.

Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah. Tapi melimpah pula masalahnya. Problem yang hadir di negeri ini seperti rekayasa setiap orde. Entah siapa yang menjadi dalang di balik semua ini.

Kehadiran pemuda memberikan nuansa baru dalam peradaban. Mereka yang memberikan kontribusi dengan maksimal sesuai kemampuan. Pemuda saat ini bukan lagi menjadi penonton. Tapi sebagai pemain utama.

Indonesia itu luas. Perlu pemuda yang berpikir luas. Memikirkan arah tujuan negara yang sesuai dengan cita-cita Indonesia. Pemuda masa kini harus memiliki analisa yang tajam setiap peristiwa hari ini. Karena bisa terjadi skenario penjajahan dalam bentuk pemikiran. Bersatu tidak cukup. Tapi berkolaborasi membangun pemikiran. Itulah yang diharapkan Indonesia.

Pancasila dan UUD 1945 telah mencantumkan tujuan Indonesia. Saatnya semua pemuda memiliki jiwa pengarah di setiap daerahnya. Mampu berkompetisi membangun daerahnya dengan melihat potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam. Membangun daerah harus melibatkan unsur tokoh publik, organisasi masyarakat, dan masyarakat.

Indonesia memiliki beragam bahasa. Perlu pemuda yang handal dalam berkomunikasi efektif. Karena komunikasi akan memudahkan dalam membangun jaringan publik. Hal ini akan berdampak untuk memecahkan masalah pada suatu daerah. Selain itu, pemuda juga harus menjaga aset jaringan dengan cara tetap menjaga komunikasi.

Pemuda masa kini yang hebat tidak harus menguasai semuanya. Melainkan menguasai pengetahuan dari masalah yang terjadi. Karena setiap masalah, pemuda bisa memberikan solusinya. Walaupun bukan dengan kemampuannya. Lalu dengan cara apa? Menggabungkan kemampuannya dengan aset jaringan untuk mencari solusi.

Jika pemuda saat ini banyak berpikir tanpa eksekusi, maka terjadi stagnan. Jika pemuda berpikir dan bereaksi maka akan berdampak untuk Indonesia. Kita mesti selalu merayakan 28 Oktober 2020 sebagai Hari Sumpah Pemuda. Dalam rangka mengingat peristiwa Kongres Pemuda I pada 2 Mei 1926 dan Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.

Lahirnya kongres pemuda berjilid-jilid karena perbedaan pemikiran. Lahirnya perjuangan memerdekaan Indonesia dengan darah, harta, pikiran, jabatan, dan lain-lain. Semua itu dalam perbedaan. Sekarang Indonesia tinggal berkonsolidasi nasional dalam merumuskan masalah Indonesia. Saatnya pemuda masa kini untuk mengambil peran. Bukan hanya dengan “talk show atau diskusi nasional”. Tapi dengan tindak lanjut dari hasil diskusi-diskusi kecil tersebut. Agar memberikan solusi terbaik untuk Indonesia merdeka. (*Penulis Muda Kaltim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: