Dangkal, Masyarakat Gotong Royong Bersihkan Sungai Selor

Dangkal, Masyarakat Gotong Royong Bersihkan Sungai Selor

Masyarakat melakukan pembersihan Sungai Selor dari eceng gondok. (Heri Muliadi/DiswayKaltara) Bulungan, DiswayKaltim.com - Tumbuhan eceng gondok di Sungai Selor dan Sungai Buaya, dibersihkan masyarakat Kelurahan Tanjung Selor Hulu dan Tanjung Selor Hilir. Gulma air itu dinilai menjadi penghambat aliran kedua sungai tersebut, dan terjadi pendangkalan. “Hari ini kami laksanakan kerja bakti massal, Yang melibatkan personel TNI-Polri, masyarakat, pemerintah dan komunitas,” ucap Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit melalui Dir Binmas Polda Kaltara, Kombes Pol Moh Yamin Sumitra kepada DiswayKaltara, Selasa (3/9/2019). Lanjutnya, kegiatan kerja bakti pembersihan sungai dihadiri seluruh pejabat Pemerintahan Provinsi Kaltara, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baik di Kaltara. Hadir juga personel TNI baik Kodim 0903/TSR maupun dari Brigif 24 Bulungan Cakti, serta masyarakat yang jumlahnya diperkirakan 1.000 orang. “Setidaknya kerja bakti massal ini melibatkan kurang lebih seribu orang,” bebernya. Dia menuturkan jika kerja bakti massal ini merupakan inisiatif komunitas peduli lingkungan, lalu Polda Kaltara diakomodir oleh Wakapolda Kaltara, Kombes Pol Zainal Arifin Paliwang. Tujuan dari pembersihan tumbuhan eceng gondok agar fungsi sungai yang memiliki sejarah ini kembali berfungsi, yakni kembali mengalir. “Jumlah perahu masyarakat yang terlibat ada 66 unit, 16 perahu di bawah Jembatan Meranti di Kelurahan Tanjung Selor Hilir dan 50 perahu di seputaran PDAM yang ada di Kelurahan Tanjung Selor Hulu,” sebutnya. Yamin mengatakan, ada 4 tujuan prinsip kerja bakti massal pembersihan eceng gondok di Sungai Selor dan Sungai Buaya dilakukan. Yang pertama mengembalikan dan memaksimalkan fungsi kedua sungai ini, yang dulunya lancar bisa digunakan untuk transportasi air. Sedangkan saat ini sudah tidak bisa, karena sudah tertutup dengan tumbuhan eceng gondok. “Ini digunakan sebagai akses transportasi masyarakat Tanjung Selor, khususnya nelayan dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Dan lebih penting digunakan sebagai sumber baku air PDAM, jika dangkal maka akan tidak mengalir PDAM-nya,” jelasnya. Dengan gotong royong itupun bisa meningkatkan dan menumbuh kembangkan kesadaran komponen pemerintah maupun masyarakat terhadap kepeduliaan lingkungan dan kebersihan Kota Tanjung Selor. Lalu secara historis Kota Tanjung Selor lahir karena adanya Sungai Selor, namun kondisi Sungai Selor saat ini sangat memprihatinkan . “Bahkan telah ada oknum warag masyarakat yang telah mendirikan bangunan di atas Sungai Selor. Dan dijadikan tempat pembuangan sampah,” ucap pria yang pernah menjabat Dir Binmas Polda Maluku ini. Dia menambahkan jika hal ini kurang mendapatkan perhatian atau adanya pembiaran, maka tidak menutup kemungkinan Sungai Selor akan tidak terlihat lagi. Apalagi kata dia jika dibuka melalui aplikasi Google Map Tanjung Selor maka sungai ini tidak akan terlihat. “Maka kegiatan ini akan dirutinkan untuk melakukan pembersihan. Dan mari menjaga budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat Kaltara tetap terjaga dan terpelihara dengan baik,” pungkasnya. (*/ady/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: