Sejarah Konflik Palestina dan Israel
MENANTI DI MASA DEPAN
Politik Israel mungkin menjadi kendala lebih lanjut. Merom mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, subjek investigasi korupsi dan penyuapan, secara ideologis menentang status kenegaraan Palestina.
Netanyahu telah memenangkan lima pemilu. Ia tetap populer dalam pemilu. Meskipun ada penyelidikan korupsi. Dia berada di jalur yang tepat untuk menjadi perdana menteri terlama dalam sejarah Israel.
Adapun terkait prospek untuk perdamaian di masa depan, tidak ada yang terlalu optimis dalam jangka pendek hingga menengah.
Di Jalur Gaza, kekerasan terus berkobar. Awal Mei 2019, tembakan roket dari Gaza dan aksi militer Israel mengakibatkan kematian di kedua belah pihak. Gencatan senjata yang rapuh sudah terbentuk. Tetapi terus goyah. Tentara Israel dan gerilyawan Palestina di Jalur Gaza telah bertempur dalam tiga perang sejak 2008.
Utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov memperingatkan pada Mei lalu tentang adanya “risiko perang” lagi. “Semua orang sangat gugup. Semua orang dalam situasi ini sangat rapuh,” katanya.
Merom menunjukkan, jajaran moderat sekuler di kedua belah pihak telah berkurang. Kaum radikal telah memperoleh tempat setelah bertahun-tahun pertempuran dan adanya kerugian di kedua pihak. Meskipun jauh lebih banyak kematian di pihak Palestina. “Pemukim Yahudi dan Hamas, keduanya mengatakan ‘semua ini milikku,’” katanya. (mmt/qn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: