Mufakat Kanjeng Sinuhun (2): Mr S dan Temuan Kaum Hermes
Sampai di balai, Henry langsung menuju ruangan di mana biasa Supit bekerja. Namun Supit tak nampak di ruangan itu. Hanya ada Nina, rekan sejawat Supit, yang sibuk merapikan berkas.
Henry pun mencari ke beberapa ruangan. Termasuk ruang rapat dan ruangan para sinuhun. Tapi Supit tak terlihat. “Kemana ya dia. Oh, paling di lantai dua” pikir Henry. Ia pun bergegas menaiki tangga.
Ternyata benar. Supit sedang barada di ruang kepala administrator. Bersama seorang pegawai lainnya. Karena terlihat serius, Henry lebih memilih menunggu di luar. Di sofa panjang yang biasa para tamu sinuhun dan kaum Hermes menunggu sinuhun.
Waktu menunjukkan pukul 09.20. Memang belum terlihat para sinuhun di balai itu. Lima menit kemudian, Supit keluar ruangan bersama rekannya. Langsung menegur Henry.
“Wei!, pagi sudah di sini, mau ketemu siapa?,” tanya Supit. Seperti biasa dengan pembawaan ceria.
“Ketemu kamu lah,” kata Henry.
“Hah!! serius. Biasanya yang dicari para sinuhun”. “Ada apa?,” tanya Supid, sambil menepuk pundak Henry.
Henry pun menyambut dengan menggandeng Supid. Mereka berjalan menuruni tangga. “Begini, bisa enggak aku dapat buku besar? Kan biasanya ada tuh, sudah dijilid,” tanya Henry.
“Oh itu, nanti aku ambilkan ya. Mudah-mudahan ada fotokopinya. Buat apa sih?”
“Alah, biasalah...,” jawab Henry.
Supit pun tersenyum. Dia paham betul kebutuhan kaum Hermes. “Iyalah, tunggu bentar ya,” kata Supit. Keduanya berjalan menuruni tangga.
Supit memasuki ruangannya. Sementara Henry menunggu di luar. Melihat-lihat papan pengumuman. Menengok kanan dan kiri. Kaum Hermes juga belum terlihat di balai. Mungkin mereka masih berkerumun di kantor pemangku kota. Jaraknya sekitar 5 menit perjalanan dari balai. Biasanya banyak kegiatan.
“Untung kamu ini. Masih ada satu kopian lagi,” seru Supit. “Ini tahun 2015?,” tanya Henry.
“Iya, cek saja di situ ada tahunnya”.
“Ok. Makasih ya bro,”..
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: