Pekan Pertama Oktober, IHSG Diprediksi Sideways
Ini menunjuKkan pemulihan pasar tenaga kerja AS melambat pada September. Penciptaan lapangan kerja masih jauh dari 22 juta pekerjaan yang di PHK sejak pandemi COVID-19. Jumlah pengangguran permanen di AS juga mengalami peningkatan.
Kelima, DPR Amerika akhirnya menyetujui proposal Partai Demokrat Paket Stimulus Fiskal senilai USD 2,2 triliun untuk memberikan bantuan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Parlemen AS meloloskan proposal ke senat melalui voting 214-207 pada Kamis malam waktu setempat. Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin masih jauh dari kesepakatan paket bantuan COVID-19 di beberapa bidang utama, setelah diskusi melalui telepon.
Hal ini membuka peluang paket stimulus fiskal ini akan kembali terganjal atau gagal di Senat AS. Saat ini ekonomi Amerika Serikat sangat membutuhkan stimulus menyusul pemulihan ekonomi yang melambat. “Bila paket stimulus ini kembali gagal akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan,” tandasnya.
Selanjutnya sentimen keenam, bahwa terlihat indikasi awal terjadi gelombang kedua virus COVID-19 di Eropa. Perancis melakukan persiapan untuk melakukan siaga maksimum mulai Senin ini. Kemungkinan langkah ini akan memaksa penutupan restoran dan bar. Dan memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada kehidupan publik untuk menghindari penyebaran COVID-19 berlanjut.
Kemudian, Italia memperpanjang kondisi darurat untuk mencegah penyebaran corona baru hingga Januari. Inggris akan memperpanjang pembatasan lokal di kawasan utara sebagai tanggapan atas lonjakan kasus.
Di Spanyol, khususnya kota Madrid akan menjadi ibu kota Eropa pertama yang kembali melakukan lockdown untuk menahan lonjakan kasus COVID-19. “Wave 2 COVID-19 yang diantisipasi dengan langkah pembatasan sosial berpotensi membawa perlambatan ekonomi yang berpeluang menekan pasar keuangan khususnya pasar saham,” sebut Hans Kwee.
Ketujuh, Ketegangan Uni Eropa dengan Inggris semakin meningkat. Ketika Uni Eropa akan memulai tindakan hukum terhadap Inggris. Karena melanggar ketentuan Perjanjian Penarikan yang mengatur transisi pasca-Brexit. Para pemimpin Uni Eropa akan menolak untuk menyetujui posisi negosiasi Inggris saat ini tentang bantuan negara itu ketika masa transisi berakhir pada akhir tahun.
Dia menyebut Inggris dan UE tetap terpecah karena masalah bantuan negara, yang menjadi poin penting dalam negosiasi perdagangan. UE akan mengambil langkah proses hukum terhadap Inggris karena melanggar ketentuan Perjanjian Penarikan dari blok tersebut.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan tidak memiliki terobosan untuk diumumkan dalam pembicaraan Uni Eropa dengan Inggris. Tetapi dia tetap optimis bahwa kesepakatan perdagangan baru masih mungkin dilakukan sebelum akhir tahun.
Kedelapan, Saat ini diperkirakan Investor akan lebih memperhatikan saham dan obligasi Asia dibandingkan pasar Amerika Serikat. AS saat ini menghadapi risiko pemilu dan valuasi yang mahal.
Pasar Asia terlihat lebih menarik karena pemulihan ekonomi dan pendapatan yang kuat dan valuasi yang jauh lebih murah. Data ekonomi China yang baik ditambah virus COVID-19 terkendali di sebagian negara kawasan Asia seperti di Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong.
Sembilan, ada sedikit berbeda dengan sebagian kawasan Asia, Indonesia dan Filipina masih belum dapat menjinakkan pandemi COVI-19. Chief Economist for East Asia and Pacific Bank Dunia Aaditya Mattoo menyatakan Indonesia dan Filipina belum sukses menangani pandemi sehingga tidak akan menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Bank Dunia merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi -1,6 % dari 0,0% di 2020 dan tumbuh 4,4% dari 4,8 % di 2021.
Hans Kwee mengatakan, bahwa data yang keluar menunjukkan selama tiga bulan berturut-turut sejak Juli, Agustus hingga September 2020 Indonesia mengalami deflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: